Maraknya pemberitaan tentang rencana koalisi PDI Perjuangan dan Partai Nasdem untuk mengusung Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai pasangan Capres dan cawapres mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
Nur Jannah, Ketua Pergerakan Perempuan Nusantara mengatakan Jusuf Kalla seharusnya memberi kesempatan kepada partai yang pernah dipimpinnya untuk melakukan konsolidasi dan menyusun program pemenangan capresnya, bukan malah genit keliling sana sini jual diri.
“Saya menangkap kesan, Jusuf Kalla ambisius sekali masih mau jadi pemimpin negara ini, tak peduli dicalonkan partai apapun. Padahal beliau sudah tua dan pernah jadi wapres,” jelas Nur jannah, Senin (14/4/2014).
Nur Jannah menilai, seharusnya Jusuf Kalla justru memberi contoh kepada generasi muda untuk pengkaderan, memberi kesempatan pada yang muda dan bersikap negarawan.
“Jadi ketua PMI itu merupakan lahan pengabdian yang mulia, tidak kalah mulia dengan jadi wapres.” ujarnya.
Sementara itu, Indra Kumara dari Perhimpunan Pengembangan Masyarakat menilai jika benar Jusuf Kalla dicalonkan oleh PDI Perjuangan dan Nasdem itu merupakan tindakan yang tidak etis dan tak layak tiru.
“Bagaimanapun Pak JK itu mantan ketum Golkar, dia seharusnya berjibaku membela Golkar bukan malah menelikungnya,” tegasnya.
Indra menambahkan, politik memang memungkinkan apapun dilakukan untuk mendapat kekuasaan, tapi politik juga harus memperhatikan etika, tidak mengabaikan pendidikan untuk publik.
“Civic education itu bisa dicontohkan oleh para kandidat itu, beri contohlah rakyat bagaimana berpolitik yang baik,” tambahnya. (red/kp/ip)
Tinggalkan Balasan