Kader PDIP Pro-Jokowi Tidak Ingin Cawapresnya Dari Golongan Tua

Gambar Gravatar

Koordinator Nasional Kader dan Simpatisan PDIP Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi meminta Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan calon presiden Joko Widodo konsisten melaksanakan komitmen mewujudkan regenerasi politik secara menyeluruh. “Untuk apa capresnya muda kalau cawapresnya tua? Apakah itu regenerasi?” kata Budi Arie Setiadi, akhir pekan lalu, 26 April 2014.

Permintaan ini muncul seiring dengan kekhawatiran tokoh tua, yakni Jusuf Kalla, yang bakal menjadi calon wakil presiden mendampingi Jokowi, begitu Joko Widodo biasa disapa. Sepekan belakangan santer di internal dan eksternal PDIP bahwa Mega dan Jokowi akan menjatuhkan pilihannya kepada Kalla.

Kalla, yang juga mantan wakil presiden dan Ketua Umum Partai Golkar, masuk daftar bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi bersama, antara lain, Mahfud Md., Hatta Rajasa, Ryamizard Ryacudu, Darmin Nasution, dan Kuntoro Mangkusubroto. “Banyak tokoh potensial yang usianya tak beda jauh dengan Jokowi,” kata Budi.

Menurut dia, masih ada waktu bagi PDIP untuk menimbang mengingat pendaftaran calon ke Komisi Pemilihan Umum baru pertengahan Mei nanti. Budi menjelaskan pada akhir tahun lalu Megawati telah mengumumkan keinginannya mewujudkan regenerasi, baik di partai maupun kepemimpinan nasional. Komitmen inilah yang mendorong pembentukan Projo pada Desember 2013 oleh para mantan aktivis Pro-Mega ’98.

Dukungan Projo terhadap regenerasi, ia menjelaskan, bukan cek kosong, tapi satu paket dengan agenda kerakyatan. Itu sebabnya, Projo tetap kritis mengawal agenda ini. “Kritik dan saran terus akan kami sampaikan. Tapi kami menghargai apa pun keputusan Ibu Mega dan Jokowi soal figur cawapres,” ujarnya. (tmp/in/pol)

Bagikan:

Ikuti berita menarik Indopolitika.com di Google News


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *