INDOPOLITIKA – Pemkot Tangsel optimistis pembangunan fasilitas Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Serpong, bisa terwujud mulai akhir tahun 2025.
Sebagai langkah awal, Pemkot Tangsel juga sudah menetapkan Konsorsium IEH-CNTY sebagai pemenang lelang proyek. Keputusan ini diumumkan melalui surat Panitia Pengadaan Badan Usaha Nomor 000.3.3/044/PHPBU-PSEL/2025 pada Senin (24/3/2025).
Selain itu, Konsorsium GPE-AKP-SUS ditetapkan sebagai pemenang cadangan dalam proyek berbasis skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) ini.
PSEL ini nanti ditargetkan bisa mengolah 1.000 ton sampah per hari, yang bisa menghasilkan listrik sebesar 15,7 Megawat (MW). Jadi ini bukan hanya solusi pengelolaan sampah di TPA Cipeucang yang sudah overload, tapi jadi bagian penting untuk masa depan energi bersih di Kota Tangsel.
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie menyebut, proyek ini sebagai titik awal transformasi pengelolaan sampah di wilayahnya.
“Dengan KPBU ini, kita targetkan tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah, tapi juga mendorong energi ramah lingkungan,” ujar Benyamin dalam keterangannya, awal bulan ini.

Dalam skema KPBU ini, pemerintah dan badan usaha (swasta) bekerja sama untuk menyediakan infrastruktur dan/atau layanan publik, dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan pengerjaannya akan dilaksanakan oleh pihak swasta tersebut.
Lingkup kerjasama ini juga meliputi desain, bangun, keuangan, operasi, pemeliharaan dan infrastruktur pendukung.
PSEL ini dirancang untuk tidak hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga mempercepat target pengurangan sampah nasional dan mendorong penggunaan energi terbarukan di daerah perkotaan.
“Kita semua berharap seluruh proses dalam pelaksanaan PSEL Cipeucang ini dapat berjalan sesuai target, dan ini merupakan investasi besar bagi masa depan Kota Tangsel dan generasi berikutnya,” imbuhnya.
Telan Anggaran Rp 2,6 Triliun
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, menegaskan bahwa pembangunan PSEL ini merupakan langkah konkret pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan sampah yang kian mendesak.
Proyek strategis ini melibatkan konsorsium perusahaan Indonesia dan Tiongkok, dengan nilai investasi mencapai Rp2,6 triliun.
Selain menekan volume sampah, fasilitas PSEL ini nantinya juga akan menghasilkan energi listrik dari limbah, sejalan dengan komitmen Tangsel menuju kota ramah lingkungan, berkelanjutan, dan lestari.
“Sembari kita mengatasi persoalan sampah, kita juga targetkan ini untuk masa depan Kota Tangsel yang ramah lingkungan, kota yang mendukung energi hijau dan sesuai visi kita menjadi kota lestari tentunya,” jelas Benyamin. (Adv)
Tinggalkan Balasan