INDOPOLITIKA.COM – Kunjungan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti beserta delegasi DPD RI ke Arab Saudi dinilai sebagai agenda yang tidak jelas. Pasalnya, kunjungan tersebut lebih ditonjolkan terkait pertemuan dan makan malam dengan Pemegang Kunci Kakbah, Syeikh Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Syaibi, dan hanya buang anggaran saja.

“Ya ngapain DPD rame-rame ka Arab cuma buat makan malam sama Syeikh, ngabisin uang negara aja. Benefitnya apa buat negara dari kunjungan tersebut,” ungkap Adiya Midzaki, Koordinator PMI (Penggerak Milenial Indonesia), Senin (16/5/2022).

Adhiya juga menambahkan bahwa kunjungan rombongan DPD harusnya lebih diarahkan kepada hal hal yang sifatnya lebih strategis. Meskipun ada kunjungan kepada para jemah haji dan para TKI, tetapi hal tersebut bukan merupakan agenda strategis.

Dan sebetulnya juga bukan merupakan fungsi DPD. Pertemuan dengan Kedubes RI dan Mahasiswa Indonesia disana juga dianggap tidak efisien, karena aktivitas tersebut sebenarnya bila dilakukan melalui Zoom Call.

“Mengujungi jemaah haji, lagian juga sebetulnya bukan fungsi DPD, harusnya kunjungan lebih diarahkana ke hal yang sifatnya strategis, misal penguatan ekonomi, pertemuan dengan kedubes dan mahasiswa juga kan bisa pakai Zoom, daripada berbondong-bondong ke luar negeri. Kan zaman udah canggih, ga perlu repot dan buang anggaran,” kritik Adhiya.

Koordinator PMI ini juga menegaskan, seharusnya lembaga negara sekelas DPD, lebih menampilkan isu-isu yang lebih berguna, karena biaya kunjungan bilateral itu ga murah. Bukan hanya menampilkan citra-citra yang tidak penting.

Pertemuan-pertemuan juga harusnya dilakukan dengan orang orang yang lebih strategis, yang nantinya akan bermanfaat bagi hubungan dan penguatan ke dua belah negara.

“Harusnya ketemu menteri menteri Arab Saudi. Ketemu akror strategis. Itu kelihatanya cuma pencitraan dan jalan jalan,” ujar Adhiya

Adhiya juga menekankan bahwa di tengah upaya Indonesia terus meningkatkan kekuatan ekonomi, seharusnnya setiap agenda lembaga negara seperti kunjungan ke luar negeri, jangan di sia-sia kan oleh agenda agenda yang tidak berdampak kepada keuntungan negara dan lebih berkualitas.

“Kunjungan-kunjungan lembaga ke luar negeri harusnya juga lebih berkualitas, misal membangun kerja sama demi penguatan ekonomi dll,” tambah Adhiya.[fed]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com