INDOPOLITIKA.COM – Malam tahun baru identik dengan perayaan kembang api. Namun siapa sangka ternyata kemunculan kembang api berawal dari faktor kecelakaan sebuah penelitian. Bahkan kembang api bukan tujuan awal penelitian tersebut. Hal itu diterangkan di American Pyrotechnics Safety and education Foundation.

Kemunculan kembang api berawal dari sebuah penelitian ahli kimia di China sekitar 800 Masehi. Saat itu ahli kimia mencampurkan kalium nitrat, sulfur dan arang untuk menciptakan mesiu mentah. Formula tersebut dimaksudkan untuk resep kehidupan kekal.

Campuran kimia tersebut membuat ledakan yang dan membuat kemalangan bagi ahli kimia China. Menurut Gunpowder, Explosives and the State: A History (Routledge, 2016), di China awal abad kesembilan, alkimia adalah hal yang paling disukai. Tujuan alkimia adalah untuk menghasilkan zat yang akan memperpanjang hidup, atau bahkan menipu kematian.

Alkimia tidak pernah menemukan ramuan yang menantang maut. Tapi itu menghasilkan ledakan yang mengubah cara kita merayakan liburan di seluruh dunia, salah satunya yang dirayakan pada saat tahun baru. Begitu mereka menyadari apa yang telah mereka buat adalah ledakan, orang China percaya bahwa ledakan tersebut bisa mengusir roh jahat.

Seperti yang ditulis oleh salah satu teks Tiongkok yang berasal dari pertengahan abad kesembilan: “Asap dan api terjadi, sehingga tangan dan wajah (para ilmuwan) telah dibakar, dan bahkan seluruh rumah tempat mereka bekerja terbakar.”

Mengutip Smithsonian Magazine suara keras yang dibuat ketika dilemparkan ke dalam api dianggap menakuti roh-roh jahat. Namun, percobaan kimia tidak hanya menghasilkan kembang api yang paling awal. Ramuan itu, yang kemudian disebut bubuk mesiu, juga digunakan dalam peperangan.

Pada abad ke-13, bubuk mesiu digunakan untuk mendorong roket yang dicat seperti naga ke arah invasi bangsa Mongol, dan pada abad yang sama Marco Polo membawa barang-barang itu kembali ke Eropa, demikian dilaporkan ThoughtCo.

Dari sana, Barat mengembangkan teknologi kembang api menjadi senjata yang lebih kuat yang kita kenal sekarang sebagai meriam dan musket. Orang-orang di Barat masih mempertahankan gagasan asli tentang kembang api dan menggunakannya selama perayaan.

Di Inggris, para penguasa menggunakan pertunjukan kembang api untuk menghibur pengikutnya. Pertunjukan kembang api kerajaan pertama diperkirakan terjadi pada hari pernikahan raja Inggris, Henry VII pada 1486. Tidak kalah, kaisar Rusia pertama yang dijuluki Czar Peter the Great of Russia juga mengadakan pertunjukan kembang api selama 5 jam untuk menandai kelahiran putranya.[ab]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com