INDOPOLITIKA.COM — Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengungkit rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia yang siap melakukan daur ulang Film G-30S/PKI Versi Revisi.
“Film G30 S/PKI Siap Didaur Ulang oleh Kemndikbud. Pakai uang rakyat? Pakai uang negara? Pertanyaannya: Perintah siapa? Memangnya ada yg tidak terima dgn isi cerita film itu, sehingga mau direvisi. Siapa mereka? Anak Cucu PKI kah? Atau memang PKI Baru…? Kiyai, Santri, TNI siap,” cuitnya dengan mengunggah sebuah tangkapan layar dari situs Gelora.co berjudul “Hilmar Farid: Kemendikbud Siap Daur Ulang Film G-30S/PKI Versi Revisi”, Kamis (22/4/2021) malam.
Dari penelusuran, berita berjudul “Hilmar Farid: Kemendikbud Siap Daur Ulang Film G-30S/PKI Versi Revisi pada situs gelora.co merupakan saduran dari berita Republika dengan judul “Kemendikbud Siap Daur Ulang Film G-30S/PKI Versi Revisi” yang tayang pada Selasa 26 September 2017.
“Ke-1 film G30 S/PKI dikritik. Ke-2 diminta jgn diputar. Ke-3 dilarang diputar. Ke-4 didaur ulang versi baru. (kenapa Pemerintah turun tangan merevisi via Kemendikbud?) Ke-5 diputar versi baru. Ke-6 PKI tidak bersalah. Ke-7 TAP MPRS no XXV DICABUT. Pemerintah Minta Maaf? The End,” tutupnya.
Cuitan Tengku Zulkarnain pun menuai banyak komentar pro dan kontra, berikut beberpa tanggapan netizen:
@moy***: Gak ada salahnya meluruskan sejarah yang dulunya sengaja dikemas dengan ‘fake story’ supaya tahu mana yang menjadi pemberontak dan mana yang menjadi pahlawan…
@Gusti_di*****: Karena kita dibikin buta akan sejarah bangsa ini.. Kita tidak diperkenankan meneladani sifat pejuang pendahulu kita.. Sehingga jati diri bangsa ini pun juga akan ikut pudar
@KIRI******: Gpp ustad panutanku, biar dibikin versi Kemendikbud nya, nnti biar rakyat yg menilai, film mana yg bener, yg versi reformasi atau versi orde baru…
@eck****: Jelasin dong perbedaan PKI 1948 dan PKI 1965. Bung karno basmi PKI 1948 dan Suharto basmi PKI 1965. Konspirasinya jelas beda bgt. Akar masalahnya pun JAUH BERBEDA. [IND]