“Harapannya, ada desain besar dalam reformasi tata kelola obat nasional dari hulu hingga hilir. Ujungnya harga obat murah, rakyat dapat menjangkau dengan mudah serta tidak ada lagi persoalan pemalsuan obat di pasaran,” tambah Okky.

Okky yang juga Direktur Okky & Walla (Human Developemnt Capital) ini juga menyoroti persoalan penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit menular yang menghantui kualitas masyarakat Indonesia. Menurut dia, pemerintah harus lebih memerhatikan persoalan PTM di Indonesia dengan melakukan serangkaian upaya pencegahan lebih masif kepada masyarakat.

“Seperti penderita TBC di Indonesia jumlahnya terbesar ketiga di dunia. Ini angka yang memprihatinkan. Pemerintah diharapkan memberi perhatian yang lebih di masalah penyakit tidak menular ini,” jelasnya.

Dia berharap, Menteri Kesehatan yang baru dapat melakukan terobosan dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. Ia mencontohkan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) agar dapat menjadi gerakan masif di seluruh Indonesia. “Saya berharap Menteri Kesehatan yang baru agar melakukan terobosan yang konkret di bidang kesehatan,” pintanya.

Dia menuturkan tahun 2020 menandai satu dekade menjelang momentum bonus demografi di Indonesia yang terjadi pada tahun 2030. Menurut dia, bonus demografi tersebut akan sia-sia dan justru menimbulkan masalah jika persoalan kesehatan warga tidak menjadi prioritas.

“Tahun 2030 diprediksikan akan terjadi bonus demografi di Indonesia. Ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia dengan catatan, warga Indonesia sehat lahir dan batin,” pungkasnya.{asa}

 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com