INDOPOLITIKA.COM – Kerusuhan Papua Nugini kian mencekam. Kerusuhan awalnya meletus di ibu kota Port Moresby pada Rabu (10/1/2024) malam. Massa yang marah membakar gedung-gedung dan menjarah toko-toko selama malam kekacauan yang segera menyebar 300 Km ke utara, ke kota Lae.
Informasi terbaru, sebanyak 16 orang tewas selama kekacauan berlangsung. Selain korban jiwa, penjarahan kian tak terbendung. Kini, pemerintah setempat memberlakukan darurat nasional.
Perdana Menteri James Marape seperti dikutip dari ABC News, Jumat (12/1/2024) telah mengumumkan keadaan darurat di Papua Nugini setelah 16 orang tewas dalam kerusuhan yang dipicu oleh pemogokan polisi pada hari Rabu.
Perdana Menteri mengumumkan bahwa tindakan ini akan berlangsung selama 14 hari, dengan 1.000 personil pertahanan disiagakan untuk bereaksi terhadap setiap eskalasi kekerasan.
Pada hari Rabu, polisi, pegawai pertahanan dan pegawai negeri lainnya mengadakan demonstrasi di Gedung Parlemen atas masalah penggajian.
Petugas polisi mundur pada pukul 10.00 waktu setempat sebagai bagian dari aksi tersebut.
Namun hal ini segera meningkat menjadi situasi keamanan yang dramatis karena ratusan warga mengambil keuntungan dari ketidakhadiran polisi untuk membanjiri jalan-jalan, membakar toko-toko dan bisnis di ibukota.
Perdana Menteri PNG James Marape pada hari Kamis mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyatakan “keprihatinan mendalam” atas kerusuhan tersebut dan mendesak warga untuk “memprioritaskan perdamaian dan kenormalan”.
Pada konferensi pers, ia menjelaskan bahwa ibu kota berada “di bawah tekanan.
“Akibatnya, tidak adanya kehadiran polisi menyebabkan kerusuhan dan penjarahan di beberapa bagian kota kami,” katanya.
“Saya mengimbau masyarakat di pusat-pusat ini untuk menyadari bahwa ini adalah negara kita, dan kita harus merasa memiliki,” katanya. [Red]
Tinggalkan Balasan