INDOPOLITIKA.COM – Menjelang Pemilu 2024, muncul wacana perubahan terhadap sistem pemilu menjadi proporsional tertutup atau coblos partai. Wacana tersebut sontak mengejutkan publik. Ditengah berjalannya tahapan proses pemilu, tiba-tiba muncul gugatan kepada Mahkamah Konstitusi (MK).
Penolakan datang dari banyak pihak, tidak hanya di lingkungan DPR, penolakan terhadap wacana tersebut juga muncul dari kelompok anak muda yang tergabung dalam partai politik.
Ketua Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) Riyan Hidayat mengungkapkan penolakannya terhadap wacana tersebut. Pihaknya menilai sistem pemilu proporsional tertutup mengekang Demokrasi. Hal tersebut disampaikan Riyan pada acara diskusi lintas partai yang digelar di kawasan Jakarta.
“Sistem pemilu proporsional tertutup saya pikir bakal mengekang Demokrasi kita. Kegaduhan yang terjadi sekarang ini menjadi bukti bahwa publik tidak menghendaki sistem proporsional tertutup. Hemat saya, sistem yang kita bangun melalui pemilu langsung dan terbuka sejak 2004 adalah pilihan yang tepat,” ungkap Riyan, Jumat (13/01/2023).
Lebih jauh, Riyan menyebut sistem pemilu proporsional tertutup pasti merugikan, terkhusus anak muda yang terjun dalam dunia politik. Sistem tertutup lanjut Riyan, merupakan kemunduran Demokrasi.
“Sistem yang kita pakai sekarang ini kan buah dari reformasi sebetulnya. Di mana dulu kita memprotes keras, rakyat tidak dilibatkan. Sekarang rakyat dilibatkan dan sudah terbiasa saat memilih, bisa mengenal, menilai, memilih calon-calon wakil kita. Jadi wacana ini bentuk kemunduran Demokrasi kita,” ungkapnya lagi.
Ketika ditanya pihak yang diuntungkan, Riyan menyebut ialah kelompok elit yang dia sebut sebagai setan-setan politik yang menjelma sebagai manusia politik yang berambisi melanggengkan dominasi kuasa didalam partainya. Jika usulan sistem pemilu tertutup dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi, pihaknya menyebut siap memimpin aksi penolakan besar-besaran.
Pantauan awak media, diskusi lintas partai tersebut dihadiri oleh perwakilan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Angkatan Muda Kabah (AMK), BM PAN, dan PSI.[db]