INDOPOLITIKA.COM – Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Aep Saepulloh mengatakan, guru ngaji adalah garda terdepan dalam menjaga kerukunan sejak dini. Karena itu, anak-anak yang mengaji harus diberikan wawasan kerukunan.
Hal itu ia sampaikan dalam acara ‘Penguatan Kapasitas SDM Guru Ngaji’ yang diadakan Kelurahan Pondok Cabe, kemarin.
“Bapak dan ibu guru ngaji adalah garda terdepan dalam menjaga kerukunan sejak dini, anak-anak yang mengaji harus diberikan wawasan kerukunan,” katanya.
Tangsel dengan motto Cerdas, Modern dan Religius bisa terwujud dalam suasana rukun jika memperkuat basis pemahaman toleransi pada anak-anak.
“Usia dini merupakan waktu emas untuk menyemai pemahaman toleran antar sesama. Ini sangat baik bagi kelangsungan kerukunan d Tangsel,” katanya.
Dia jelaskan masyarakat Tangsel yang terdiri dari pelbagai pendatang akan melahirkan banyak keragaman baik dari suku, agama dan ras.
“Dalam masyarakat Tangsel yang banyak terdiri dari para pendatang tidak terhindarkan akan kebutuhan toleransi antar sesama,” ungkap dia.
Dalam sejarah kenabian, tambahnya, misi utamanya adalah memperbaiki hubungan antar sesama dengan baik tanpa membedakan satu dan lainnya.
“Wujud toleransi zaman kenabian adalah memperbaiki akhlak, dari tadinya zaman jahiliyah menuju tatanan masyarakat muslim yang menjunjung tinggi Rahmat bagi sesama,” kipas dia.
Kegiatan yang digelar kelurahan untuk para guru ngaji tersebut terasa meriah dengan ragam cerita suka dan duka mendidik ngaji anak-anak.
Para peserta memberikan kesaksian beragamnya dalam sesi tanya jawab setelah paparan materi selesai, terutama keinginan tetap diperhatikan oleh kelurahan dalam bentuk pembinaan lainnya.
“Kami berterima kasih atas acara ini, sangat bermanfaat untuk terus meningkatkan kapasitas mengajar di tengah perkembangan masyarakat Tangsel. Anak-anak kan sering banget pegang hp, semoga bisa kamu terus bina,” kata peserta bernama Muhammad. [Red]