Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa konsep “waterfront city” atau pembenahan tata kelola lingkungan di tepi kawasan perairan bakal semakin memikat dan memperbanyak jumlah wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba.

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR Hadi Sucahyono di Samosir, Sumatera Utara, Rabu, menyatakan “waterfront city” adalah konsep pengembangan daerah tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau untuk wisata air.

“Yang menarik adalah perpaduan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Bina Marga, dan Sumber Daya Air untuk membangun waterfront city,” kata Hadi Sucahyono.

Ia memaparkan, bagian sumber daya air yang akan mengelola alur perairannya, sedangkan Bina Marga untuk jembatan dan akses jalannya, serta penataan lainnya di Cipta Karya.

Bahkan, lanjutnya, perpaduan tersebut juga bisa bertambah menjadi empat karena bagian perumahan rakyat juga bisa melaksanakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

“Jadi harapannya yang menikmati hasilnya hingga masyarakat kecil yang ada di sekitar kawasan ini,” kata Kepala BPIW.

Selain itu, ujar dia, berbagai rumah warga yang sudah diperbaiki lewat BPSP bisa dikembangkan menjadi homestay oleh masyarakat.

Dengan demikian juga diharapkan bisa meningkatkan potensi pendapatan bagi masyarakat setempat.

Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Didiet A. Akhdiat mengatakan, penataan kawasan waterfront city tersebut akan dilakukan di atas lahan seluas 80 hektar dengan alokasi anggaran yang disiapkan sebesar Rp 105 miliar.

“Direncanakan pekerjaan konstruksinya akan dimulai pada tahun 2020, saat ini konsep desainnya telah selesai,” ujarnya.

Kepala BPIW Hadi Sucahyono juga mengemukakan bahwa pengerjaannya dilakukan secara bertahap, di mana pada saat ini yang dikembangkan baru untuk lima hektare. (ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com