Presiden AS Donald Trump kesal dengan rencana Korea Selatan ringankan sanksi Korea Utara. (Foto: AFP).

Washington: Korea Selatan (Korsel) mempertimbangkan untuk mencabut sanksi ekonomi yang dirancang untuk memaksa Korea Utara (Korut) melepaskan senjata nuklirnya. Isyarat itu memicu teguran keras dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan memaparkan keretakan dalam persekutuan Seoul-Washington.
 
Pada Kamis, Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-wha, menyarankan Seoul bersedia mencabut sanksi yang dijatuhkan pada 2010 setelah tenggelamnya korvet angkatan laut yang menewaskan 46 awak. Langkah itu sebagian besar bersifat simbolis karena Korsel masih akan diminta mematuhi sanksi PBB, yang mencakup sebagian besar wilayah yang sama.
 
Kang berkata "pembahasan sedang berlangsung" ketika ditanya tentang langkah-langkah yang melarang hampir semua hubungan antar-Korea di luar bantuan kemanusiaan.
 
Ucapan itu mengundang kecaman dari Trump. "Mereka tidak akan melakukannya tanpa persetujuan kami. Mereka tidak melakukan apa pun tanpa persetujuan kami," sembur Trump,  seperti disitir dari Guardian, Kamis 11  Oktober 2018.
 
Di Washington, para pejabat bersumpah untuk mempertahankan kampanye tekanan maksimum hingga denuklirisasi Korut. Kang juga mengakui, Menlu AS, Mike Pompeo, "tidak puas" dengan perjanjian militer antara dengan dua Korea. Ia mengatakan tidak mendapat pengarahan yang memadai.
 
Perbedaan mencolok dalam pesan itu telah membuka celah antara Korsel dan AS mengenai bagaimana cara menangani Korut. Pemerintah liberal Moon lebih memilih hubungan yang lebih erat dengan Korut, tetapi juga berjanji mematuhi sanksi internasional yang melarang sebagian besar perdagangan dengan rezim.
 
"Tidak peduli perselisihan substansial antara kedua belah pihak, saya pikir Seoul dan Washington akan bergerak cepat dan mempertahankan keselarasan," kata Mintaro Oba, mantan diplomat AS yang bekerja pada kebijakan Korut.
 
Trump mengatakan pekan ini AS telah "membuat kemajuan luar biasa" dalam berurusan dengan Korut. "Anda tidak memiliki roket terbang. Anda tidak memiliki rudal terbang. Anda tidak memiliki pengujian nuklir. Anda memiliki penutupan nuklir," tegasnya.
 
Namun dia menambahkan bahwa Pyongyang masih harus berbuat lebih banyak. Kegemuruhan di Korsel merebak bahwa gagasan tentang keringanan sanksi sedang dibahas sebelum waktunya.
 
"Sanksi adalah pemicu yang harus kita lakukan demi denuklirisasi Utara," kata sebuah editorial. "Jika pemerintah Moon percaya Pyongyang akan lebih aktif melakukan denuklirisasi selama kita menunjukkan ketulusan, itu adalah mimpi."

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com