INDOPOLITIKA.COM – Wabah virus corona berdampak luas. Selain menimbulkan korban jiwa, sejumlah negara mulai menerapkan pembatasan perjalanan dari atau menuju Cina dengan menggunakan moda transportasi udara.

Akibat virus Corona ini juga, kunjungan wisatawan asal Cina ke Bali merosot drastis. Dalam kurun satu bulan terakhir jumlah kunjungan wisatawan asal negeri Tirai Bambu tersebut turun hingga mendekati angka 10.000 wisatawan.

Bahkan, objek wisata Monumen Perjuangan Bajra Sandhi Renon, Denpasar yang biasa ramai foto prewedding wisatawan asal Cina kini sepi dan hanya dikunjungi ratusan pelajar sekolah yang tengah berlibur ke Pulau Dewata.

Kepala UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali, I Putu Suka Redaya mengatakan, pasca-merebaknya virus corona, kini monumen perjuangan hanya terlihat dikunjungi wisatawan domestik dari pelajar sekolah yang tengah berlibur.

”Kunjungan wisatawan asal China menurun drastis hingga 80%. Biasanya 15-17 pasangan melakukan foto prewedding kini hanya 1 hingga 2 pasangan itupun bukan setiap hari,” kata Putu, Sabtu (8/2/2020).

Sementara itu, Ketua Asosiasi Agen Travel (Asita) Bali, I Ketut Ardana mengakui, anjloknya wisatawan China ini mencapai 10.000 wisatawan sejak hari raya Imlek hingga Februari ini.

“Wabah Corona di China pun mengakibatkan para agen travel di Bali mengalihkan wisatawannya ke negara Asia seperti India, Vietnam, Jepang, Australia, hingga Eropa dan Timur Tengah,” ucapnya.

Terkait dampak pembatasan penerbangan dari dan ke Cina, Kepala Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Badung, Agung Ray Suryawijaya mengungkapkan, terkait turis asal Cina yang masih tinggal di Bali ini, pihaknya bekerja sama dengan agen perjalanan untuk meng-handle dan juga melakukan koordinasi dengan konsulat jenderal dari Cina yang ada di Bali.

Di sisi lain, keberadaan sejumlah turis Cina yang ada di Bali membuat lokasi wisata terutama bisnis pariwisata Bali mengalami keuntungan. Ray mengatakan, tidak ada masalah apabila turis Cina akan menambah masa tinggalnya.

“Dari pariwisata sendiri tidak ada masalah, kalau dia menambah masa tinggalnya, tentu akan menguntungkan kita secara bisnis, karena mereka tinggal di Bali,” katanya lagi.

Selain itu, opsi perpanjangan visa juga akan berdampak pada sejumlah hotel yang menjadi tempat tinggal sementara bagi turis. Oleh karena itu, pihak hotel akan selalu dimonitor oleh PHRI.

“Kita memonitor yang tinggal di sini, tamunya juga kita data,” lanjut Ray.

Jika masa perpanjangan visa telah habis, para turis nantinya akan kembali ke Cina melewati Hong Kong atau Macau.

Sebelum, para turis kembali, pemerintah di Bali telah menegaskan, turis Cina yang ada di Bali dalam keadaan sehat dan tidak ada yang terjangkit virus corona. [rif]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com