INDOPOLITIKA.COM – Majelis Ulama Indonesia meminta masyarakat tak mudah percaya dengan fenomena crosshijaber. Sebab, fenomena itu boleh jadi propaganda buzzer di sosial media. Padahal kejadian seperti yang viral di media sosial itu belum tentu benar adanya.

“Crosshijaber ini saya kira ini gejala yang tidak baik dari media sosial,” kata Ketua Bidang Infokom MUI Masduki Baidlowi, ketika diwawancarai Indopolitika, rabu (16/10)

Dia mengatakan, hingga kini belum ada satu pihak pun yang bisa mengungkap dimana peristiwa seperti yang diceritakan akun crosshijaber itu terjadi. Karena itu, dia berharap masyarakat tidak terpancing.

“Bisa saja berita di media sosial itu bisa merupakan rekayasa buzzer atau cyber army dari kondisi tertentu yang bisa dimainkan pihak-pihak tertentu yang kejadiannya belum ada tapi sudah ramai di media sosial,” katanya.

Dia menambahkan, MUI tak ingin terjebak pada fenomena itu. Propaganda crosshijaber itu menurut dia tak boleh direspons dengan gegabah. Apalagi oleh lembaga MUI. Sebab, masyarakat akan dikorbankan bila fenomena itu dianggapi MUI padahal belum ada kejadiannya.

“Akhirnya yang jadi korban itu siapa? Yang jadi korban itu publik. Yang jadi korban itu umat. Masyarakat. Jadi, saya pikir berbahaya. Nggak Boleh,” katanya.[ab]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com