INDOPOLITIKA.COM – Ledakan besar yang mengguncang daerah dekat pusat Beirut menewaskan setidaknya 73 orang dan melukai ratusan orang serta mengirim gelombang guncangan ke penjuru ibu kota Lebanon.

Ledakan terjadi dua kali itu terdengar di seluruh negara kecil dan hingga ke timur Siprus, sejauh 240 kilometer atau 150 mil.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/8/2020), Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan 73 orang tewas dan 3.700 orang terluka.

Ledakan seperti bola api besar ke langit, meratakan sisi pelabuhan dan menimbulkan gelombang kejut seperti tornado di seluruh kota, menghancurkan jendela-jendela yang jauhnya beberapa kilometer.

Dikutip dari Reuters, Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan keadaan darurat diumumkan di Beirut selama dua minggu dan berkabung selama tiga hari.

Sejauh ini penyebab ledakan belum diketahui. Namun, Menteri Dalam Negeri Muhammad Fahmi mengatakan penyelidikan awal menyatakan ledakan itu berasal dari bahan peledak yang disita bertahun-tahun lalu.

Dia menuturkan pihak Bea Cukai harus ditanyakan mengapa bahan peledak itu ada di sana.

Kepala Keamanan Jenderal Abbas Ibrahim mengunjungi lokasi ledakan dan mengatakan ledakan itu disebabkan oleh bahan peledak besar yang disimpan di sebuah gudang.

“Kita ada di jalan masuk pelabuhan Beirut, Anda bisa lihat kerusakan di belakang saya. Ambulans terus berdatangan untuk mengevakuasi korban,” kata reporter Aljazeera Zeina Khodr.

Dikutip dari pernyataan di twitter kepresidenan @LBpresidency, Presiden Aoun mengaku tidak akan puas sampai menemukan orang yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

“Karena tidak dapat diterima bahwa pengiriman ‘amonium nitrat’ diperkirakan 2.750 ton selama 6 tahun di sebuah gudang tanpa mengambil tindakan pencegahan, yang membahayakan keselamatan warga negara,” ujar dia.

Diketahui, Amonium nitrat biasa digunakan secara luas dalam pupuk dan bahan peledak. [rif]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com