INDOPOLITIKAAnggota Komisi III DPR RI, Soedeson Tandra, menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya keterlibatan aparat kepolisian, termasuk perwira tinggi, dalam penyalahgunaan narkotika.

Dalam rapat Komisi III DPR yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Jakarta, Tandra menegaskan bahwa meskipun sejumlah anggota polisi telah dijatuhi hukuman berat atas kasus narkoba, pelanggaran serupa masih terus terjadi.

“Itulah mengapa ketika kita membahas penanganan narkoba dari tahun ke tahun, faktanya masih banyak anggota yang terlibat, bahkan dari kalangan berpangkat tinggi, yang menjadi pengguna narkoba,” ujar Anggota Komisi III DPR RI, Soedeson Tandra.

Ia juga menyoroti bahwa persoalan ini mengindikasikan adanya jaringan kejahatan terorganisir yang telah menyusup secara mendalam ke dalam institusi penegak hukum.

Lebih lanjut, Tandra mengungkapkan adanya modus baru dalam pengendalian narkoba dari dalam lembaga pemasyarakatan.

Ia menyebut bahwa kini para pelaku menggunakan perangkat canggih seperti CCTV dan jaringan Wi-Fi sebagai alat komunikasi, menggantikan penggunaan ponsel yang lebih mudah dilacak.

“Saat saya berkunjung ke Polda Banten untuk membahas isu narkoba, saya menemukan bahwa di dalam lapas sudah dipasang CCTV. Mereka tidak lagi memakai telepon, tetapi menggunakan jaringan Wi-Fi melalui CCTV berputar 360 derajat untuk berkomunikasi dan memberikan instruksi,” jelasnya.

“Sekarang ini sudah sangat canggih, tanpa telepon pun mereka bisa saling berhubungan hanya dengan memanfaatkan teknologi tersebut,” tutup Tandra.(Hny)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com