Menjawab kritik itu, Dudung mengaku sebagai Pangkostrad perlu mengatakan semua agama benar saat berbicara di hadapan prajuritnya. Sebab, eks Pangdam Jaya itu memiliki prajurit yang berasal dari berbagai pemeluk agama.

“Saya ini Panglima Kostrad, bukan ulama. Jika ulama mengatakan bahwa semua agama itu benar, berarti ia ulama yang salah,” kata Dudung dalam keterangan persnya, Kamis (16/9).

Jenderal bintang tiga itu mengaku tidak mau prajurit di Kostrad terjebak dalam fanatisme berlebihan sehingga dirinya berucap tentang semua agama benar.

“Saya ingin anak buah saya jangan sampai terpengaruh dengan pihak luar di dalam beribadah. Hal ini agar tidak menimbulkan fanatisme yang berlebihan. Kemudian menganggap agama tertentu paling benar. Sementara agama lainnya, salah,” beber Dudung.

Letjen Dudung juga menegaskan ucapannya tentang semua agama benar berkaitan dengan kebangsaan. Diharapkan prajurit di Kostrad bisa menjaga toleransi antarumat beragama.

“Semata-mata untuk menjaga toleransi antar-umat beragama. Sekaligus menciptakan kerukunan antar-umat beragama demi soliditas anggota Kostrad,” tutur dia.

Menurut pria kelahiran Bandung itu, masing-masing pemeluk pasti meyakini agamanya benar dan diterima Tuhan. Berangkat dari situ, alumnus Akademi Militer 1988 itu bisa menyimpulkan semua agama benar.

“Oleh karena itulah, bisa disimpulkan dari masing-masing agama, bahwa semua agama di hadapan Tuhan, semua benar,” pungkas Letjen TNI Dudung Abdurachman. [asa]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com