Stock Exchange Building, markas dari Swedish Academy di Stockholm, Swedia. (Foto: AFP/TT NEWS AGENCY/FREDRIK SANDBERG)

Stockholm: Untuk kali pertama dalam 70 tahun, lembaga Swedish Academy menunda pemberian Penghargaan Nobel Sastra. Penundaan diakibatkan adanya tuduhan pelecehan seksual terhadap Jean-Claude Arnault, seorang fotografer dan tokoh penting dalam bidang budaya di Swedia.

Arnault dan seorang temannya adalah pemilik dari Forum, sebuah kelab yang aktivitas utamanya berkutat seputar sastra. Kelab ini didanai sebagian oleh Swedish Academy.

Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu 29 September 2018, Swedish Academy mengatakan pada Mei lalu bahwa mereka perlu waktu untuk melakukan reformasi dan mengganti beberapa anggota yang mengundurkan diri karena skandal Arnault.

350 Nominasi Setiap Tahun

Dalam surat wasiat pada 1895, ilmuwan dan filantropis asal Swedia, Alfred Nobel, menugaskan Swedish Academy untuk memberi Penghargaan Nobel Sastra pada setiap tahunnya.

Sejak 1901, empat atau lima dari 18 anggota akademi sudah dipilih untuk duduk di Komite Nobel dalam jangka waktu tiga tahun. Mereka ditunjuk memilah kandidat peraih penghargaan.

Setiap tahun, lembaga ini menerima sekitar 350 nominasi yang diajukan mantan penerima hadiah Nobel Sastra, anggota akademi yang setara di negara lain, profesor sastra, dan kepala asosiasi penulis nasional.

Daftar nominasi kemudian dipelajari dan didiskusikan seluruh anggota akademi. Para anggota mengadakan pemungutan suara pada Oktober untuk memilih pemenang. Peraih Nobel — harus masih hidup — wajib mendapatkan lebih dari separuh suara yang diberikan.

Wanita Pemenang Penghargaan

Hanya 14 dari total 114 penerima Penghargaan Nobel Sastra adalah wanita, sejak pertama kali dimulai pada 1901.

Penulis Swedia Selma Lagerlof, yang dikenal karena cerita-cerita rakyat dan legenda tentang negaranya, menjadi wanita pertama yang memenangkan penghargaan pada 1909.

Tren penghargaan yang diraih wanita meningkat memasuki tahun 1990-an. Banyak wanita meraih penghargaan itu sejak 1993, termasuk novelis Amerika Toni Morrison tahun itu, penyair Polandia Wislawa Szymborska (1996), novelis Inggris Doris Lessing (2007), penulis cerita pendek Kanada Alice Munro (2013); dan sastrawan Belarusia, Svetlana Alexievich (2015).


Wanita masih menjadi minoritas peraih Nobel Sastra. (Foto: AFP)

Penghargaan yang Dibatalkan

Penghargaan Nobel Sastra sempat tidak diberikan dalam tujuh tahun, yakni 1914, 1918, 1935, 1940, 1941, 1942, hingga 1943. Penghargaan juga jarang diberikan selama Perang Dunia I dan II.

Swedish Academy akan mengumumkan dua pemenang penghargaan tahun depan, satu untuk 2018 dan satu lagi untuk 2019.

Penundaan juga pernah terjadi di tahun 1915, 1919, 1925, 1926, 1927, 1936 dan 1949. Penundaan diakibatkan banyaknya anggota yang tidak menyetujui satu kandidat pun berdasarkan kriteria Alfred Nobel.

Tokoh Terkenal yang Tidak Mendapat Penghargaan

Banyak penulis termasyhur gagal meraih penghargaan, seperti novelis paling terkenal Rusia Leo Tolstoy, penulis naskah Norwegia Henrik Ibsen, dan sastrawan Prancis Emile Zola.

Padahal, Alfred Nobel secara tersirat menyatakan bahwa seorang penulis yang telah menghasilkan "karya paling luar biasa dan ideal" harus memenangkan penghargaan.

Menurut anggota akademi Kjell Espmark, kriteria ini "dipengaruhi idealisme konservatif yang berpegang pada nilai-nilai kesucian gereja, negara, dan keluarga." Ini artinya, banyak anggota Swedish Academy menolak memberikan penghargaan hanya karena ketiga penulis itu menyentuh isu-isu moralitas.

Novelis Amerika Serikat, Joyce Carol Oates; Haruki Murakami dari Jepang, dan penyair Suriah, Adonis, termasuk di antara mereka yang sering kali disebut akan meraih penghargaan pada 2018 atau 2019.

Prancis Memuncaki Daftar Pemenang

Yayasan Nobel tidak membuat statistik tentang kewarganegaraan para pemenang, karena mereka tidak dipilih berdasarkan negara mereka dan kewarganegaraan ganda dapat membuatnya sulit untuk dilacak.

Tetapi menurut penghitungan AFP, warga Prancis memuncaki Penghargan Nobel Sastra dengan 15 pemenang, termasuk yang pertama diberikan kepada Sully Prudhomme pada 1901.

AS dan Inggris di peringkat kedua dengan masing-masing 12 pemenang.

Namun dari segi bahasa, para penerima penghargaan yang menulis dalam bahasa Moliere (Prancis) sebanyak 14 orang, kalah jumlah dengan bahasa Shakespeare (Inggris), dengan 29 penulis, yang dianugerahi sejak 1901.

Penulis Mesir Naguib Mahfouz adalah satu-satunya pemenang Nobel (1988) yang menulis dalam bahasa Arab.


Naguib Mahfouz. (Foto: AFP)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com