INDOPOLITIKA – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengeluarkan peringatan tegas kepada PT Pelindo dan para operator di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok menyusul kemacetan parah yang terjadi selama beberapa hari terakhir.

Kemacetan itu bahkan meluas hingga ke jalan tol dan berdampak besar terhadap aktivitas lalu lintas di ibu kota.

“Pelindo memang telah menyampaikan permintaan maaf secara resmi, namun menurut saya itu belum cukup. Saya sudah memerintahkan Dinas Perhubungan untuk segera menyelesaikan masalah ini dan memberikan sanksi keras kepada Pelindo, operator, dan pihak terkait di Tanjung Priok. Kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Sabtu (19/4).

Gubernur juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga Jakarta yang terdampak langsung oleh kemacetan luar biasa tersebut.

“Saya mohon maaf kepada seluruh warga Jakarta, terutama yang terkena dampak kemacetan parah di Tanjung Priok dan jalan tol. Situasi ini masih berlangsung hingga saat ini,” tambahnya.

Kapasitas Tak Mampu Tampung Lonjakan Truk

Dalam penjelasannya, Pramono mengungkap bahwa penyebab utama kemacetan adalah ketidakseimbangan antara kapasitas pelabuhan dan jumlah truk yang datang.

“Dalam tiga hari terakhir, pelabuhan yang hanya mampu menangani 2.500 kendaraan per jam dipaksa untuk melayani lebih dari 7.000 truk. Ini jelas tidak sebanding dan menyebabkan kemacetan luar biasa,” jelasnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata Pramono, juga telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perhubungan, Syafrin Liputo, untuk menelusuri akar persoalan dan memastikan hal serupa tak terulang.

Pelindo: Tiga Kapal Sandar di Luar Jadwal

Sementara itu, pihak PT Pelindo menjelaskan bahwa kemacetan dipicu oleh kedatangan tiga kapal yang melakukan bongkar muat di luar jadwal yang telah ditentukan. Hal ini menyebabkan lonjakan aktivitas di Terminal NPCT 1, Tanjung Priok.

“Ada tiga kapal yang sandar tidak sesuai jadwal, yaitu MSC Adu V, Ever Balmy, dan Starship Venus. Dua di antaranya seharusnya sudah tiba minggu lalu, sementara satu lainnya dijadwalkan datang 24 jam sebelumnya,” kata Executive Director Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, dalam konferensi pers di Kantor KSOP Tanjung Priok, Jumat (18/4).

Menurut Drajat, kapal-kapal tersebut menambah beban bongkar muat secara signifikan di waktu yang tidak seharusnya, sehingga menyebabkan lonjakan volume yang tidak terkendali.

“Ini adalah konsekuensi dari penjadwalan kapal kontainer yang sangat ketat. Kedatangan tidak sesuai waktu menimbulkan efek domino yang besar terhadap kelancaran operasional pelabuhan,” pungkasnya.(Chk)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com