INDOPOLITIKA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Erick Thohir menegaskan tidak akan mencampuri urusan negara lain. Ia menegaskan, Indonesia tidak mau dikaitkan dengan Malaysia yang dihukum FIFA karena pemain naturalisasi.
Pada 26 September, FIFA secara tak terduga mendenda Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan melarang 7 pemain naturalisasi selama 12 bulan karena memalsukan dokumen.
Tak lama kemudian, opini publik Malaysia menuduh Indonesia sebagai pihak yang mengajukan keluhan dan memengaruhi FIFA.
Pada 28 September, halaman X resmi Tunku Ismail – Bupati Johor dan Presiden Klub Johor Darul Tazim – membagikan sebuah artikel dari situs berita SBWTF dengan judul “Hukuman FAM membuktikan standar ganda FIFA”.
Foto sampulnya menampilkan Erick Thohir yang tersenyum di samping Presiden FIFA Gianni Infantino. Sehari sebelumnya, ia menyebut pertemuan antara Presiden FIFA dan Presiden Indonesia, Prabowo, sebagai “kekuatan yang ingin menghambat kebangkitan sepak bola Malaysia”.
Hal ini mendorong Menpora sekaligus Ketua PSSI, Erick Thohir untuk angkat bicara. Dalam sebuah pertemuan dengan media dalam negeri, ia menegaskan bahwa Indonesia hanya fokus pada pengembangan olahraga Indonesia.
“Kami tidak ikut campur dalam politik atau kebijakan negara lain,” kata Erick Thohir.
“Kami ingin olahraga Indonesia berkembang, kami ingin sepak bola, bulu tangkis, pencak silat,… mencapai kelas dunia. Tapi itu bukan berarti mencampuri urusan negara lain,” tegasnya.
Malaysia dikabarkan mengikuti jejak Indonesia dalam mencari dan menaturalisasi pemain berdarah campuran. Di bawah Thohir, negara kepulauan ini telah menaturalisasi tak kurang dari 20 pemain keturunan Belanda, tetapi belum menemui masalah apa pun dari FIFA.
Thohir juga menjelaskan bahwa pertemuan dengan Presiden FIFA merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sepak Bola Indonesia 2025-2029.
“Pembicaraannya hanya tentang sepak bola Indonesia, tidak ada negara lain,” kata Thohir.
“Salah satu topiknya adalah pembentukan Akademi FIFA di Indonesia atau pengembangan Piala Dunia U-15.”
Selain FIFA, Presiden Prabowo juga bertemu dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) dengan harapan dapat menstandardisasi organisasi olahraga Indonesia dengan standar internasional, seperti indikator kinerja, standar, dan memastikan atlet tidak menjadi korban.
“Itulah sebabnya Presiden ingin bertemu dengan tokoh-tokoh olahraga terkemuka di dunia,” ujar Thohir.
FAM sedang menunggu keputusan disiplin terperinci dari FIFA, yang akan diajukan banding ke Komite Banding. Jika hasil banding tidak memuaskan, FAM dapat melanjutkan dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Namun, tujuh pemain, termasuk Gabriel Palmero, Jon Irazabal (asal Spanyol), Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca (Argentina), Joao Figueireido (Brasil), dan Hector Hevel (Belanda), semuanya telah diskors dari bermain sejak 26 September.
Klub-klub di Spanyol, Kolombia, Argentina, dan Malaysia semuanya telah meminta FAM untuk menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin. (Red)


Tinggalkan Balasan