INDOPOLITIKA – Mahkamah Agung Thailand memutuskan bahwa mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra tidak menjalani hukuman penjaranya dengan semestinya pada tahun 2023.
Karena itu, Mahkamah Agung memerintahkan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra tersebut untuk menjalani hukuman satu tahun penjara sebagai gantinya.
“Terdakwa jelas tahu bahwa penyakitnya bukanlah masalah yang mendesak dan bahwa perawatan di rumah sakitnya tidak dapat dihitung sebagai hukuman penjaranya,” ucap hakim Mahkamah Agung Thailand dilansir Aljazeera, Selasa (9/9/2025).
Panel yang beranggotakan lima hakim juga menemukan bahwa Thaksin sengaja memperpanjang masa inapnya di rumah sakit. Oleh karena itu, Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman satu tahun penjara kepada Thaksin dan memerintahkannya untuk dipenjara setelah persidangan berakhir.
Sementara itu, Perdana Menteri Thaksin Shinawatra mengatakan ia menerima keputusan pengadilan dan akan tetap teguh.
“Hari ini, saya mungkin tidak lagi bebas secara fisik, tetapi saya bebas dalam pikiran untuk memberi manfaat bagi negara dan rakyat,” kata Thaksin.
Thaksin, 76, telah menjabat sebagai perdana menteri Thailand sejak 2001, tetapi digulingkan dalam kudeta militer pada 2006.
Ia kembali ke Thailand pada Agustus 2023 setelah lebih dari satu dekade mengasingkan diri. Mantan perdana menteri tersebut dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena penyalahgunaan kekuasaan, tetapi diampuni dengan hukuman satu tahun.
Namun, ia hanya dipenjara beberapa jam sebelum dipindahkan ke rumah sakit karena serangan jantung dan nyeri dada, yang memicu kecurigaan dan protes.
Ia dibebaskan setelah 6 bulan, dengan masa tahanan yang panjang di ruang VIP rumah sakit.
Pengadilan menyita catatan medis dan memanggil 20 saksi, termasuk mantan kepala dinas penjara dan dokter yang merawatnya.
Dewan Medis Thailand juga menskors dua dokter karena memberikan dokumen medis palsu, dan seorang dokter penjara diperingatkan karena gagal memenuhi standar medis ketika ia merekomendasikan pemindahan Thaksin ke rumah sakit.
Hukuman penjara bagi Thaksin dipandang sebagai pukulan baru bagi keluarga Shinawatra, yang sedang menghadapi krisis politik.
Paetongtarn kehilangan jabatan perdana menterinya 11 hari yang lalu, menjadikannya perdana menteri keenam dari atau yang didukung oleh keluarga Shinawatra yang digulingkan oleh pengadilan atau militer.
Pemerintah koalisi yang dipimpin Pheu Thai runtuh akhir minggu lalu, setelah saingannya Anutin Charnvirakul terpilih sebagai perdana menteri oleh parlemen. (Red)

Tinggalkan Balasan