Manuver politik Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung kepada Aburizal Bakrie (ARB) berpengaruh terhadap elektabilitas Golkar. Bisa jadi, konflik tersebut semakin menurunkan elektabilitas partai yang lahir dari rahim orde baru ini.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby menyatakan, serangan terhadap ARB sudah sering terjadi. Datangnya dari berbagai pihak, tidak terkecuali dari internal Golkar, seperti yang dilakukan Akbar Tandjung.

Pencetus konvensi capres di tubuh Golkar ini mengkritisi pencapresan ARB. Akbar menyatakan salah satu penyebab Golkar tidak bisa mencapai target perolehan suara adalah partai terlalu fokus pada pencapresan ARB.

Dia menyatakan tidak menutup kemungkinan kritikan ini berpengaruh terhadap penurunan elektabilitas Golkar. Pada penghitungan cepat, Golkar diprediksi mendapat 14 – 15 persen perolehan suara. Dalam survei sebelum pemilu, partai ini diperkirakan meraih lebih dari 25 persen suara. Adjie menyatakan seandainya kader Golkar tidak saling serang, bisa saja partai ini lebih maksimal mendapat suara.

Wasekjen DPP Golkar Satya Wira Yuda menyatakan, apa yang dilakukan Akbar Tanjung adalah masukan untuk memaksimalkan strategi pemenangan partai pada pemilu nanti. “Ini kami anggap masukan,” jelasnya.

Pihaknya berharap masukan terkait Golkar dapat disampaikan dalam rapat pimpinan, sehingga dapat dibicarakan dengan bijak.

Pengamat politik Konsep Indonesia (Konsepindo), Kholis Ridho, menilai parpol harus solid. Konsolidasi di dalam sangat penting sebelum dengan parpol lain untuk koalisi. “Kecuali memang strategi yang dipakai adalah belah sel, memisah, menguasai dan menyatu kembali” ujarnya. (rol/ip)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com