INDOPOLITIKA – Kebakaran yang melanda Los Angeles, California, memberikan dampak besar bagi industri asuransi. Pasalnya, diperkirakan kerugian yang diasuransikan di kawasan Pacific Palisades saja hampir mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp163 triliun.
“Kami semua berharap tahun 2025 akan menjadi tahun kebangkitan bagi perusahaan asuransi, namun bencana ini justru datang di awal tahun, sungguh sangat disayangkan,” ujar Amy Bach, direktur eksekutif United Policyholders, sebuah kelompok konsumen nirlaba yang berbasis di California, seperti dikutip dari NBC, Senin (13/1/2025).
Kebakaran Los Angeles: Dampak Besar Terhadap Industri Asuransi
1. Kerugian Akibat Kebakaran
Kebakaran hutan yang dipicu oleh angin kencang dan tak terkendali melanda wilayah Los Angeles pada 7 Januari 2025 siang waktu setempat. Wilayah Pacific Palisades menjadi salah satu area yang paling terdampak, dengan lebih dari 11.800 hektar lahan hancur dan 1.000 bangunan terbakar.
J.P. Morgan mencatat bahwa Pacific Palisades adalah kawasan pemukiman elit dengan harga rumah rata-rata lebih dari USD3 juta (sekitar Rp48 miliar). Hampir semua pemilik rumah di daerah ini memiliki asuransi properti untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
2. Klaim Asuransi
Menurut Bach, dengan banyaknya pemilik rumah yang mengandalkan polis asuransi, diperkirakan akan terjadi persaingan sengit antar nasabah. Kekhawatiran utama tidak hanya terkait kemampuan asuransi dalam membayar klaim, tetapi juga apakah klaim dapat diproses dalam waktu yang cepat.
“Bagi mereka yang kehilangan rumah akibat kebakaran hutan ini, perebutan cakupan asuransi akan menjadi masalah besar,” ujar Bach.
3. Pasar Asuransi di Ambang Krisis
Kebakaran di Pacific Palisades tercatat sebagai kebakaran hutan paling merusak dalam sejarah Amerika Serikat, menurut laporan AccuWeather. Fenomena bola api yang terbang di langit juga menjadi perhatian warga setempat.
Kerugian besar akibat kebakaran ini semakin memperburuk krisis asuransi rumah tangga di California. Mengingat meningkatnya risiko bencana akibat perubahan iklim, beberapa perusahaan asuransi besar seperti State Farm dan Allstate telah membatalkan ribuan polis di wilayah yang dianggap berisiko tinggi, termasuk Pacific Palisades.
Data menunjukkan bahwa lebih dari 1.400 rumah di kawasan ini kini bergantung pada FAIR Plan, sebuah program darurat yang menyediakan perlindungan dasar bagi pemilik rumah ketika asuransi tradisional tidak tersedia.
Namun, biaya untuk menggunakan FAIR Plan tidak murah, dengan rata-rata biaya mencapai USD3.200 per tahun, lebih dari dua kali lipat premi biasa di California.
Sekitar 1.400 dari 9.000 rumah di kota ini tercakup dalam program ini pada tahun 2024, angka yang meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan tahun 2020. Sebelum bencana, sekitar 1 dari 7 pemilik rumah bergantung pada FAIR Plan.
4. RUU Perlindungan Asuransi Kebakaran Hutan
Di tengah krisis ini, anggota Partai Demokrat dari California, Maxine Waters, mengungkapkan rencananya untuk kembali memperkenalkan RUU Wildfire Insurance Coverage Study Act.
Undang-undang ini bertujuan untuk meminta Kantor Akuntabilitas Pemerintah melakukan studi mengenai dampak kebakaran hutan terhadap masyarakat serta cara perusahaan asuransi merespons bencana tersebut.
“Ini akan membantu kita menentukan respons federal terbaik untuk masalah ini,” kata Waters.
“Kita perlu memahami lebih banyak tentang perubahan iklim,” tambahnya, termasuk mengidentifikasi area atau jenis vegetasi mana yang lebih rentan terhadap kebakaran hutan, serta risiko pembangunan di kawasan tersebut.
Waters juga menyatakan bahwa banyak pemilik rumah, bisnis, dan keluarga kini kehilangan perlindungan asuransi karena perusahaan-perusahaan asuransi menolak untuk memperbarui polis di wilayah yang dianggap berisiko tinggi. (Rzm)
Tinggalkan Balasan