Oleh: @Verimuhlis *
Aburizal Bakrie atau populer disebut ARB adalah calon presiden partai Golkar. Jika Golkar berhasil membangun koalisi maka langkah ARB akan mulus sebagai capres. Persoalannya adalah diperlukan dua langkah bersamaan untuk melancarkan itu. Pertama, harus memastikan dengan partai mana berkoalisi mengusung pasangan capres-cawapres. Kedua, memutuskan memilih siapa diantara bursa cawapres yang ada.
Tentu ini bukan pekerjaan ringan. Saat mana pihak lain, khususnya Jokowi dan Prabowo juga sedang melakukan hal yang sama. Namun, bagi Golkar sebenarnya memutuskan berkoalisi dengan partai mana pastilah tidak sulit. Itu karena Golkar hanya membutuhkan satu sampai dua partai saja, kecuali jika Golkar bermaksud membangun koalisi besar dimana semua partai yang meraih suara dibawah 8% diajak berkoalisi.
Partai-partai papan tengah seperti Demokrat dan PKB tentu sangat mungkin menjadi penentu dan memberikan tawaran cawapres. Itu karena jika berkoalisi dengan salah satunya saja, Golkar sudah cukup bisa mengusung pasangan capres-cawapres. Namun kedua partai tersebut tidak mudah diajak, selain karena PKB memiliki watak politik yang khas, Demokrat juga masih belum membatalkan konvensi capresnya. Perlu diingat betul bahwa Demokrat tidak melakukan konvensi cawapres.
Nah, kembali pada pilihan Golkar, dengan siapa kira-kira dan bagaimana untung ruginya, mari kita bahas.
Pertama, berkoalisi dengan poros Islam adalah ideal, namun cawapres jangan salah satu dari ketum partai-partai tersebut. Itu artinya ARB harus berpasangan dengan tokoh yang akseptabel. Para ketum partai diberikan kedudukan tinggi di kementerian seperti menko dan menjadi pimpinan koalisi nasional.
Kedua, berkoalisi dengan Demokrat saja juga menarik. Sebagai sesama partai memerintah itu tidak sulit. Tinggal soal urut kacang dan penentuan siapa cawapres dari Demokrat.
Ketiga, dengan PKB saja juga mungkin. Dan kedekatan Mahfud MD yang diklaim dari PKB bisa dilihat sebagai penjajahan itu. Bukan tidak mungkin juga in “last minute” Cak Imin jadi Cawapres. PKB selalu mengejutkan.
Ada pertanyaan yang sering diabaikan jawabannya karena dianggap tidak mungkin. Apakah Golkar bisa koalisi dengan Gerindra? Jawabannya dalam politik hal itu mungkin saja. Bisa saja Prabowo jadi Cawapres ARB atau Golkar memasang salah satu dari tiga kandidat cawapresnya, Akbar Tanjung misalnya jadi cawapres Prabowo. Bagi Golkar, kerjasama dengan Prabowo, Surya Paloh dan Wiranto tentu tidak terlalu sulit karena sama-sama alumni jaket kuning.
Jadi, dengan siapa ARB berpasangan? Dengan partai apa Golkar berkoalisi. Kita tunggu saja. Pasti banyak kejutan di hari-hari mendatang.
*Veri Muhlis Arifuzzaman
Direktur Utama Konsep Indonesia (KonsepIndo) Reseach & Consulting
Tinggalkan Balasan