Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dalam forum MIKTA keempat — Foto: dok DPR RI

Jakarta: Indonesia melalui DPR RI menjadi tuan rumah pertemuan pimpinan parlemen yang tergabung dalam kelompok MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea, Turki dan Australia). Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu internasional menjadi fokus pembahasan.

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta anggota MIKTA memperkuat kemitraan yang lebih inklusif antarpara pemangku kepentingan. Mengingat negara-negara di dunia saat ini tengah menghadapi ketidakpastian global.

"Persoalan yang ada mulai dari penurunan ekonomi, ketidakamanan yang meningkat, krisis migrasi dan pengungsi yang tak diperkirakan sebelumnya serta situasi lingkungan yang sulit,"  ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Senin 17 September 2018.

Ia menjelaskan, penyelenggaraan forum konsultatif keempat MIKTA mengangkat tema 'Creating Peace and Properity: The Role of Parliament'. Tema tersebut dipilih lantaran isu-isu perdamaian, keamanan dan kesejahteraan masih menjadi prioritas utama bagi masyarakat internasional.

"Forum terbagi menjadi empat sesi membahas isu-isu yang relevan dengan tema utama sidang MIKTA," terangnya.

Politikus Partai Golkar ini memaparkan, pada diskusi sesi pertama yang dipimpin Korea Selatan, MIKTA sepakat industri kreatif memiliki potensi nilai tambah untuk ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Inklusivitas menjadi kunci untuk memajukan pertumbuhan, terutama pada saat peluang kerja baru tercipta lewat pola pikir digital.

"Kita menyambut beragam inisiatif MIKTA untuk ekonomi yang lebih inklusif, seperti MIKTA Experts Meeting on Inclusive Digital Economy Accelerator Hub and MIKTA Start Up Fest. Kita juga menanti perhelatan berikutnya yakni World Conference on Creative Economy pada November 2018 di Indonesia," ungkapnya.

Pada sesi berikutnya, Turki memimpin forum terkait penjagaan perdamaian dan keamanan. Sesi ini merangkum perhatian parlemen negara anggota MIKTA terhadap kapasitas PBB dan Dewan Keamanan dalam mengatasi masalah perdamaian dan keamanan yang muncul di berbagai belahan dunia.

"Sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020, Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan komitmen dukungan MIKTA dalam memperkuat arsitektur PBB untuk perdamaian dan keamanan internasional," tambahnya.

Australia memimpin sesi selanjutnya dengan topik peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan. MIKTA sepakat, perdamaian dan pencegahan konflik tidak boleh ada bias gender; melindungi dan mencegah perempuan menjadi korban konflik; melibatkan perempuan sebagai agen perdamaian dan keamanan berkelanjutan.

"Kita sepakat untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan perdamaian dan penyelesaian konflik. Termasuk melalui peraturan keterlibatan perempuan di penjaga perdamaian, proses pembangunan perdamaian,  peningkatkan kepemimpinan perempuan, serta proses pengambilan keputusan," lanjutnya.

Sementara itu, DPR RI sebagai tuan rumah memimpin sesi keempat terkait kerja sama maritim untuk kesejahteraan dan pertumbuhan berkelanjutan. Parlemen MIKTA berkeyakinan bahwa laut menyediakan sumber daya luar biasa bagi kesejahteraan global.

"Kita prihatin dengan memburuknya sumber daya laut akibat penangkapan ikan yang berlebih dan pengasaman laut. Kita telah menggarisbawahi pentingnya kerjasama kemaritiman antar negara anggota MIKTA," kata Bamsoet.

Seperti diketahui, MIKTA merupakan forum kemitraan antara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia. MIKTA dibentuk pada 2013, bertujuan untuk mendukung pemerintah global yang efektif. Saat ini Indonesia menjadi ketua MIKTA.

Dalam pertemuan ini, Indonesia diwakili oleh Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Ketua BKSAP DPR Nurhayati Ali Assegaf, anggota Fraksi Partai Golkar DPR Fadel Muhammad, anggota Fraksi PPP DPR Hazrul Azwar, serta Dirjen Kerjasama Multilateral Kemenlu RI Febrian Ruddyard. Dari Korea Selatan hadir Ketua Parlemen Korea Selatan Moon Her Sang, anggota parlemen Korea Selatan Lee Soo Hyuck dan Ji Sang Wuk. Australia diwakili Wakil Presiden Senat Australia Sue Lines dan dari Meksiko hadir Dubes Meksiko untuk Indonesia Armando Gonzalo Alvarez.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com