INDOPOLITIKA.COM – Salah seorang perawat, muslimah Inggris berusia 36 tahun, Areema Nasreen, dikabarkan meninggal akibat Virus Corona. Wanita kelahiran Pakistan Inggris yang sudah dikaruniai tiga orang anak disebut-sebut perawat pertama di negeri Ratu Elizabeth yang meninggal karena Covid-19. Oleh rekan-rekannya, almarhumah dikenal sebagai sosok periang, suka membantu sesama dan tentu saja teman yang baik.

Mengutip Aljajeera, almarhumah yang pernah bekerja sebagai pembersih Rumah Sakit tempatnya bekerja itu selama 15 tahun sebelum lulus pendidikan dan menjadi perawat, dikabarkan tidak memiliki gejala apapun sebelum dia meninggal. Nasreen meninggal pada Jumat (3/4/2020) pagi di unit perawatan intensif Rumah Sakit Walsall Manor.

“Areema adalah orang yang luar biasa. Dia selalu menyapa semua orang dengan senyum. Dia adalah tipe orang yang akan melakukan apa saja untuk siapa pun. Dia masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan, tetapi Allah telah memanggilnya. Doa kami semua untuk keluarganya, suaminya, anak-anaknya, dan orang tuanya,” kata salah seorang temannya, Shabeena Kousar.

Teman almarhumah lainnya, Nadia Shabir menggambarkan Nasreen sebagai orang pertama yang akan selalu terlibat dalam kegiatan amal apapun, terutama untuk menggalang dana publik bersama dengan komunitas Muslim setempat.

“Jika kamu kesal, kamu akan meneleponnya dan dia menaruh begitu banyak keberanian padamu. Dia selalu berkata, ‘Baca doa-doamu, ingatlah kepada Allah SWT,” kenang Nadia yang merasa sangat kehilangan teman.

“Segala sesuatu tentang dia sangat positif, tidak ada yang negatif. Dia adalah tipe orang, jika kamu duduk di ruangan bersamanya, dia akan membuatmu tertawa. Apa pun yang dia miliki, dia akan memberikan itu kepadamu. Dia sangat terbuka. Dia benar-benar seorang malaikat,” katanya lagi.

Sementara itu, Dr Salman Waqar, sekretaris jenderal Asosiasi Medis Islam Inggris, mengatakan, kematian Areema Nasreen harus dijadikan sebagai pengingat nyata bahwa COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja. “Dan kita semua harus melakukan bagian kita dan menangani pandemi secara serius. Jaga jarak sosial sangat penting untuk mengendalikan wabah. Individu dengan keluarga yang menunjukkan gejala harus mengisolasi dan mengambil tindakan pencegahan. Tetap di rumah, menyelamatkan hidup Anda dan orang lain,” imbuhnya.

Mohamed Sami Shousha, dokter kelima yang meninggal karena virus Corona di Inggris. [Courtesy: Abdelrahman Shousha]
Sebelumnya, Mohamed Sami Shousha, konsultan berusia 79 asal Inggris-Mesir, menjadi dokter kelima yang meninggal karena virus Corona di Inggris. Dia berusia 79 tahun. Meskipun dia tidak mengobati pasien COVID-19, Shousha dirawat di rumah sakit setelah tertular virus pada 23 Maret. Dia meninggal di London pada Kamis, (2/4/2020). Dia meninggalkan seorang istri dan dua putrinya.

Shousha adalah seorang ahli Histopatologi yang dilatih di Royal Free Hospital dan School of Medicine, London. Dia telah bekerja di Rumah Sakit Charing Cross di London barat sejak 1978, di mana dia mengawasi layanan Histopatologi payudara.[asa]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com