Rencana pemerintah untuk kembali membuka insitusi pendidikan pada bulan Juni masih terhalang beberapa kendala, meskipun sudah melakukan vaksinasi secara bertahap kepada tenaga pendidik. positive rate di Indonesia masih beranjak turun.

Berdasarkan data dari kementrian kesehatan per Minggu 21 Maret 2020 positive rate di Indonesia mencapai 16,7 persen dengan angka rata-rata bulan Maret sebesar 17,24 persen. menangapi kondisi tersebut, ketua satgas covid Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyarankan pemerintah untuk tidak buru-buru sekolah tatap muka.

“Belajar mengajar secara virtual jelas tidak ideal, tapi saya tidak bisa senang kalau sekolah tatap muka dibuka pada waktu dekat. Sikap saya setuju sekolah dibuka, asal positive rate kurang dari 5 persen,” ungkapnya di twitter pribadi @profesorZubairi, Senin (22/3).

Zuabairi menambahkan positive rate rata-rata masih 20 persen, kondisi tersebut rawan untuk siswa, karena resiko penularannya amat tinggi. Semoga Juli nanti, positive rate kita bisa dibawah 5 persen dan itupun harus tetap prokes.

Disisi lain, pengamat pendidikan Ulfah Quddus menyebut harus ada pemetaan dan skala kebijakan yang terukur dan tidak terpusat untuk membuka sekolah tatap muka. Sudah banyak daerah yang memulai sekolah tatap muka dengan kisaran kehadiran 50 persen dan selang seling dan sudah berkordinasi dengan satgas daerah setempat.

“Mau tidak mau kita akan memulai kegiatan belajar new normal, dan itu tidak bisa sentralistik. Banyak daerah yang jumlah kasusnya mulai terkendali dan ada yang masih zona merah, Kementrian pendidikan saya rasa sudah memetakan hal tersebut dengan berkonsultasi dengan banyak pihak,” jelasnya saat dihubungi pada Senin (22/3).

Ia menambahkan kita harus saling kerjasama untuk bisa mengembalikan proses belajar mengajar, tidak bisa hanya daerah yang memutuskan atau pusat. Saya rasa kemendikbud sudah punya formulasinya agar kebijakan konferhensif dengan melibatkan semua pihak harus didengar seperti tenaga pendidik, satgas, dan lain sebagianya.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com