Johor Bahru: Pelatihan jurnalistik mahasiswa Johor Bahru bersama Metro TV di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru menandai berakhirnya rangkaian pelatihan yang diadakan KJRI Johor Bahru selama tiga hari. selain mendapat ilmu, pelatihan itu juga dinilai memberi inspirasi bagi para mahasiswa.

“Alhamdulillah, meskipun hanya sehari mengikuti pelatihan jurnalistik yang di adakan KJRI Johor Bahru ini, tapi saya mendapatkan banyak ilmu serta banyak inspirasi,” kata salah satu peserta bernama Dede Ratna di Johor Bahru, Malaysia, Minggu, 29 Juli 2018.

Menurut Dede Ratna, narasumber menyampaikan materi dengan teknik yang mudah dimengerti. Dia juga menilai narasumber mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta dengan sabar dan jelas.

Dede bercerita, cuplikan video penyanderaan “168 Jam Menjadi Sandera di Irak” punya kisah yang amat inspiratif dan menyentuh. Mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung itu mengaku sempat tak kuasa menahan air mata. “Tebesit ingin juga menjadi seorang jurnalis.”

“Bisa melihat dunia, mengabadikan, dan menginformasikannya pada masyarakat dunia, sungguh pekerjaan yang luar biasa dan menantang,” tambah Dede Ratna.

Peserta lainnya, Endri Mardiansyah, mengaku mendapat banyak ilmu baru dalam sesi pelatihan jurnalistik itu. Dia juga jadi lebih mengerti soal prinsip penulisan berita, tugas dan kewajiban seorang jurnalis, serta resiko yang hadus dihadapi dalam profesi jurnalis.

“Dalam pelatihan ini saya juga jadi tahu proses peliputan berita dari awal sampai berita tersebut ditayangkan oleh stasiun TV,” kata mahasiswa Universitas Terbuka Pokjar Johor itu.

Pelatihan jurnalistik di KJRI Johor Bahru digelar pada 27-29 Juli 2018. Jurnalis senior Metro TV, Budiyanto, jadi narasumber dalam kegiatan itu.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com