INDOPOLITIKA.COM – Membengkaknya harta pejabat negara seperti Presiden Jokowi dan para menterinya di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) selama masa pandemi mengundang rasa penasaran berbagai pihak.

Pasalnya, kenaikan harta mereka berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) baru-baru ini begitu fantastis. Contohnya saja, harta kekayaan Presiden Jokowi diketahui bertambah hingga Rp 63 miliar lebih, atau tepatnya Rp 63.616.935.818.

Angka tersebut lebih banyak Rp 8,898 miliar dibanding jumlah harta kekayaan Jokowi di awal 2020. Menurut LHKPN per 29 Februari 2020, mantan Gubernur DKI Jakarta ini memiliki harta kekayaan Rp 54.718.200.893.

Dikutip dari data LHKPN terbaru, PresidenJokowi tercatat memiliki 20 harta kekayaan berupa tanah dan bangunan dengan total nilai Rp 53.281.696.000. Lokasinya tersebar di wilayah Jawa Tengah seperti di Surakarta, Sragen, Sukoharjo, hingga Karanganyar.

Namun, berbeda dengan Jokowi, harta kekayaan Wakil Presiden Maruf Amin berdasarkan LHKPN terbarunya ada sedikit penyusutan. Ma’ruf Amin mengalami penurunan harta senilai Rp536.270.307 dan berubah memiliki harta Rp 14.587.667.283.

Rupanya, kenaikan harta Jokowi disorot eks Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo. Rasa penasaran mantan anak buah SBY itu pun disampaikan melalui cuitan di Twitternya.

“Surat terbuka untuk Presiden Jokowi,” tulis Roy di akunnya @KRMTRoySuryo2 seperti dikutip indopolitika.com, Minggu, (12/9/2021).

Menurut Roy Suryo, berita kenaikan harta Jokowi sudah tersebar di masyarakata. Dan tentunya itu bukan berita hoaks. Alangkah bagusnya jika Jokowi buka suara terkait kekayaannya yang melonjak drastis itu. “Pak JokoWi, karena sdh jadi berita media2 mainstream (=bukan Hoax), Rakyat ingin bertanya, bgmn caranya bisa spt Bpk,” tanyanya.

Kata Roy, Jokowi sudah bekerja keras dengan penuh kejujuran di masa pandemi saat ini. Dan hartanya pun bertambah miliaran selama masa krisis ini. Karena penasaran, Roy Suryo mengusulkan agar sumber kekayaan Jokowi dipaparkan secara gamblang dalam sebuah webinar.

“Bpk sudah bekerja Keras & Jujur dimasa Pandemi, Tetapi dpt hasil Rp 8,9 milyar dlm setahun? Usul, Kalau bisa diWebinarkan scr Nasional, Pasti AMBYAR,” usulnya.

“Jadi dulu ketika pernah diramalkan bahwa Indonesia akan MEROKET itu ternyata benar2 TERBUKTI sekarang. Bukan Ekonomi Makro yg dinikmati Rakyatnya, tetapi HARTA PEJABAT yg MEROKET! Ini Bukan HoaX, ada Laporan resmi LHKPN & sdh pula jadi statemen KPK,” tutupnya. [asa]

 

 

 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com