Demonstran melambaikan bendera Jerman dalam unjuk rasa menentang imigran di kota Chemnitz, 1 September 2018. (Foto: AFP/JOHN MACDOUGALL)

Chemnitz: Ribuan orang berbaris melintasi sebuah kota di Jerman setelah terjadi penangkapan terhadap seorang imigran asal Irak dan Suriah yang dituduh terlibat dalam kasus penusukan fatal.

Seperti dikutip dari Sky News, Minggu 2 September 2018, aksi mendukung sekaligus menentang imigran sama-sama berlangsung di kota Chemnitz.

Pada Minggu dan Senin malam pekan lalu, gelombang kekerasan meletus setelah dua imigran ditangkap atas dugaan penikaman terhadap Daniel Hillig, seorang warga keturunan Jerman-Kuba.

Sesudah penangkapan keduanya, massa penentang imigran menyerang orang-orang yang mereka anggap orang asing, termasuk dari Afghanistan, Suriah, dan Bulgaria.

Baca: Warga Imigran Jadi Korban Pemukulan di Jerman

Unjuk rasa pada Sabtu 1 September 2018 diikuti 8.000 orang. Kepolisian Chemnitz menyebut demonstrasi berlangsung damai, meski sesekali terjadi ketegangan.

Di bawah kebijakan imigrasi Kanselir Angela Merkel, lebih dari satu juta imigran dan pengungsi diizinkan masuk Jerman sejak 2015.

Sekitar 4.500 pendukung sayap kanan dari berbagai gerakan, termasuk Partai Anti-Imigrasi Alternatif untuk Jerman (AfD) dan gerakan anti-Islam PEGIDA, hadir dalam aksi protes di Chemnitz.

Mereka berbaris mengusung potret besar korban dari serangan yang diklaim mereka dilakukan para pencari suaka. Beberapa orang meneriakkan "Merkel harus mundur" dan "Kami adalah rakyat" sambil melambai-lambaikan bendera Jerman.

Sementara sekitar 3.500 orang lainnya berbaris untuk mendukung kebijakan Merkel. Mereka membawa spanduk bertuliskan, "Chemnitz bukan warna abu-abu atau cokelat," dan "Pilih Cinta daripada Kebencian."

Menteri Luar Negeri Heiko Maas mengapresiasi yang diperlihatkan pendukung kebijakan Merkel. 

"Perang Dunia Kedua dimulai 79 tahun lalu. Jerman menyebabkan penderitaan yang tak terbayangkan di Eropa. Jika ada orang-orang yang berunjuk rasa sambil menirukan gerakan salut ala Nazi, maka sejarah mengajarkan kita untuk secara tegas membela demokrasi," tulis Maas di Twitter.

Salah satu pemimpin Partai Hijau, Cem Ozdemir, mengunggah foto dirinya bersama para demonstran. "Kami tidak akan membiarkan ekstremis sayap kanan menghancurkan negara dan demokrasi kami. Baik di Chemnitz, maupun di Saxony atau di mana pun di Jerman," ungkap dia.

"Konstitusi kita harus menang. Kita harus mempertahankannya. Sekarang!" lanjut Ozdemir.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com