INDOPOLITIKA.COM- Rencana Menhub memindahkan fungsi Stasiun Gambir ke Stasiun Manggarai kembali mendapat penolakan. Selain Mantan Menhub Ignatius Jonan, penolakan juga datang dari pengguna comuterline. Peneliti Institute Studi Transportasi Dedy Herlambang mengatakan, infrastruktur di area Stasiun Manggarai belum siap.

“Sebaiknya dikaji ulang untuk rencana pemindahan fungsi stasiun ini sebelum akses jalannya siap. (Karena) jalannya ibarat jalan kampung menuju Manggarai,” katanya (9/10)

Menurut dia, banyak hal yang harus disiapkan terlebih dahulu di stasiun maupun kawasan Manggarai. Tentu penyiapan itu harus dilakukan sebelum memindahkan fungsi Stasiun Gambir. Misalnya juga soal keamanan lingkungan Manggarai yang rentan mepengaruhi aktivitas penumpang maupun perjalanan kereta.

“Kawasan itu kerap terjadi tawuran massal antar kelompok warga. Yang mengganggu perjalanan kereta,” katanya.

Menurut dia, umumnya di negara-negara yang memiliki transportasi massal, stasiun-stasiun besar berada di sekitar jalan protokol. Sementara, jalanan di sekitar Stasiun Manggarai sempit.

“Stasiun besar itu umumnya di jalan protokol. Bukan jalan kecil seperti akses di Manggarai ini,” katanya.

Justru, dia mengusulkan agar ada penambahan 2 lajur di Stasiun Gambir. Khusus untuk kereta dalam kota. Sehingga stasiun itu berfungsi ganda. Bisa untuk kereta jarak jauh bisa juga untuk KRL.

“Dengan begitu malah akan terjadi integrasi fungsional antar moda,” ungkapnya.

Selumnya, Stasiun Manggarai akan menggantikan peran Stasiun Gambir pada 2021 mendatang. Perjalanan KRL commuter line, kereta jarak jauh, dan KA Bandara Soetta nantinya bisa dijangkau melalui Stasiun Manggarai. Sedangkan Stasiun Gambir akan melayani kereta listrik (KRL) atau commuter line Jabodetabek dan kereta khusus saja pada tahun 2021.(pit)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com