INDOPOLITIKA.COM – Jelang Idul Fitri 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan informasi hilal penentuan 1 Syawal 1444 H
Dikutip dari laman BMKG, Pada Idul Fitri 2023, salah satu kalender yang digunakan manusia dalam pengaturan waktu sehari-hari adalah Bulan Qomariyah atau ulan Hijriyah.
Penghitungan Idul Fitri 2023 itu didasarkan pada keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama Bulan dalam mengelilingi Matahari.
Penentuan awal bulan Hijriyah ini sangat penting bagi umat Islam untuk menentukan Idul Fitri 2023.
Karena berhubungan dengan waktu ibadah, terutama bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah memberikan pelayanan tanda waktu dan posisi bulan dan matahari.
BMKG memberikan pertimbangan secara ilmiah kepada stake holder (Kementerian Agama, dll) dalam penentuan awal bulan hijriyah.
Di Samping memberikan informasi data-data Hilal hasil hisab (perhitungan), BMKG juga melaksanakan rukyat (observasi) hilal di 29 lokasi di Indonesia yang dapat disaksikan secara online (Live Streaming) di kanal https://hilal.bmkg.go.id/ setiap bulan.
Untuk penentuan awal bulan Syawal 1444 H, BMKG menyampaikan informasi data-data Hilal (hasil Hisab) saat Matahari terbenam, yang dapat digunakan juga dalam pelaksanaan Rukyat (Observasi) Hilal.
Dari hasil pengamatan BMKG, untuk penentuan awal bulan Syawal 1444 H, konjungsi akan terjadi pada Kamis, 20 April 2023, pukul 04.12.25 UT atau pukul 11.12.25 WIB atau pukul 12.12.25 WITA atau pukul 13.12.25 WIT.
Di wilayah Indonesia pada tanggal 20 April 2023, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.33.53 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.45.55 WIB di Sabang, Aceh.
Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 20 April 2023 di wilayah Indonesia.
2. Secara astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Syawal 1444 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 20 April 2023.
Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Syawal 1444 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 20 April 2023 tersebut.
3. Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara antara 0,75o di Merauke, Papua sampai dengan 2,36o di Sabang, Aceh.
4. Elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara 1,48o di Waris,
Papua sampai dengan 3,09o di Sabang, Aceh.
5. Umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara 4,36 jam di Merauke, Papua sampai dengan 7,56 jam di Sabang, Aceh.
6. Lag di Indonesia saat Matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara 4,90 menit di Merauke, Papua sampai dengan 12,52 menit di Sabang, Aceh.
7. Fraksi Illuminasi Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara 0,02% di Waris, Papua sampai dengan 0,07% di Sabang, Aceh.
8. Pada tanggal 20 April 2023, dari sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 10o dari Bulan.