Jakarta — Pengamat politik Veri Muhlis Arifuzzaman menyatakan optimismenya menanggapi situasi terkini pasca digelar pemungutan suara dan pengumuman hasil quick count berbagai lembaga survei. Menurutnya reaksi kedua kubu sesungguhnya sama-sama kecewa dengan hasil quick count yang telah diumumkan itu. Kubu Jokowi pasti kecewa karena walaupun dinyatakan unggul tetapi tidak sampai di angka 60 persen, sementara kubu Prabowo pasti kecewa karena raihan suaranya menurut quick count tidak sampai 50 persen.

Veri menilai reaksi emosi sesaat tentu bisa dipahami tetapi jika terus dipelihara dan digalang bahkan diorganisir agar menjadi kekuatan pendesak, pasti akan tidak sehat. Semua pihak seharusnya mampu meredam potensi konflik dan bertindak sebagai negarawan. Kepentingan negara harus berada di atas kepentingan pribadi dan golongan. Pilpres adalah agenda negara lima tahunan dan selama ini negara sudah berpengalaman melaksanakannya dengan aman, damai dan melahirkan pemimpinan yang sah.

“Quick count yang sudah diumumkan oleh berbagai lembaga survei hanyalah alat untuk mengetahui dengan cepat hasil pemilu. Itu membantu mereka yang ingin tahunhaaionya dengan cepat dan quick count adalah cara ilmiah yang penemuan besar dalam bidang riset sosial. Kita bisa memprediksi hasil populasi jauh sebelum selesai dihitung. Quick count juga bukan hal baru, dari pilpres ke pilpres dan pilkada sudah dipakai, sekali lagi sebagai alat untuk mengetahui dengan cepat. Jadi bukan hasil resmi sifatnya,” demikian Veri kepada wartawan di Jakarta, Jum’at (19/4).

Veri menganjurkan semua pihak untuk menunggu perhitungan resmi dari KPU. Di sela waktu itu, semua agar bersikap dan bertindak sebagai negarawan. Soal satu kubu mengklaim menang, silakan buktikan kepada publik, memakai cara apa dan bagaimana. Kalau ada quick count sendiri silakan dibuka datanya, kalu juga atas dasar real count, hal yang sama berlaku. Sementara jika yang lain mendeklarasikan kemenangan atas hasil quick count, sah-sah saja dilakukan, itu sudah menjadi tradisi juga pasca pemilu digelar. Beberapa partai sudah mengakui hasil quick count, yang metode dan pelaksana di lapangannya sama.

Veri Muhlis yang juga direktur utama Lembaga Survei Konsep Indonesia (Konsepindo) Research & Consulting menyatakan optimis semua pihak akan menerima hasil pemilu resmi. Itu karena menurutnya, para peserta pilpres 2019 adalah peserta pilpres 2014. Dulu juga berlangsung damai dan kondusif bahkan Pak Prabowo hadir dalam pelantikan Pak Jokowi sebagai presiden.

“Ini saatnya semua pihak berdamai. Beda pilihan dalam konteks demokrasi akan membawa persatuan yang baru, yang lebih indah. Semua harus berpikir soal persatuan, menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok,” pungkasnya.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com