Indopolitika.com – Partai Persatuan Pembangunan wajib memilih mitra koalisi yang tepat. Menyusul penarikan dukungannya dari Partai Gerindra yang disebabkan kisruh internal.
“PPP ini sedang dalam persimpangan jalan, kalau salah memilih bisa mengakibatkan kehancuran,” ujar pengamat politik dari Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto usai menghadiri diskusi ‘Membangun Sistem Pemilu Untuk Menegakkan Presidensialisme’ di kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta (Jumat, 9/5).
Dia membeberkan, ada dua opsi yang bisa dipilih untuk mempertahankan posisi partai Kabah dalam mengikuti Pilpres 9 Juli nanti. Yakni, merapat ke PDI Perjuangan dengan bakal capresnya Joko Widodo (Jokowi) atau ke Partai Golkar yang mengusung Aburizal Bakrie (Ical).
Namun begitu, lanjut Toto, kecil kemungkinan bagi PPP mendapat tempat di pemerintahan lima tahun ke depan apabila memilih bergabung ke Golkar. Mengingat, elektabilitas sosok yang akan diusung sangat rendah.
“Kalau PPP merapat ke Ical bisa siap-siap menjadi partai oposisi. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang harus dipertimbangkan elit-elit PPP sendiri,” jelasnya. (Ind/rm)