Purwakarta, indopolitika.com — Perhelatan pilkada Purwakarta telah memasuki masa kontes. Setelah hampir dipastikan akan ada tiga bakal paslon, kini rakyat tinggal menunggu apa yang akan ditawarkan oleh para peserta pilkada itu. Apakah akan mempertahankan apa yang ada alias status quo, atau akan menawarkan sesuatu yang baru alias pembaruan. Pada konteks itu, ulama Purwakarta menghendaki munculnya pemimpin yang mengutamakan pembangunan manusia. Hal ihwal terkait pendidikan, kesehatan dan ekonomi seharusnya menjadi prioritas para kandidat. Yang tak kalah penting adalah pembinaan mental spiritual dan akhlakul karimah, hal mana seharusnya menjadi ciri khas Purwakarta.

Dalam kesempatan silaturahmi seusai Safari Jum’at (9/2) di Pesantren Cipulus, Wanayasa, H. Padil Karsoma menyampaikan dirinya komitmen untuk memperbaiki kekurang-kekurangan pemerintahan sebelumnya dan akan menata Purwakarta secara profesional berlandaskan nilai-nilai relijius yang dianut. Padil menjelaskan, secara kependudukan, penganut Islam di Purwakarta adalah sebesar 96 persen dengan ribuan pesantren dan lembaga pendidikan Islam. Itu harus jadi modal untuk bisa membangun dan menata daerah sehingga terwujud qoryah toyyibah atau daerah yang baik. “Salah satu tugas utama pemerintah yang termaktub dalam Quran adalah mewujudkan masyarakat sejahtera atau at’amahum min juu’ dan menciptakan kondisi yang aman atau amanahum min khouf,” ujarnya.

Dalam silaturahmi yang digelar di Pesantren Alhikmatus Salafiyyah, Cipulus, Wanayasa, Padil Karsoma tiba untuk melaksanakan Shalat Jum’at bersama ribuan santri dan hadir dalam rangka mendukung diselenggarakannya ‘Dirosah Wustho, Kiyai Muda Anshor Jawa Barat’ di pesantren tersebut. Di kesempatan silaturhami tersebut, KH. Adang Badruddin yang dikenal dengan panggilan Abah Cipulus menyatakan mendukung perjuangan Padil Karsoma.(ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com