Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai mewacanakan pembentukan koalisi partai Islam. Koalisi partai Islam ini dianggap bisa menjadi posisi tawar yang cukup kuat untuk diajukan kepada partai berhaluan nasionalis, seperti Partai Gerindra.

“Kalau semua partai Islam bersatu, suaranya sudah sampai 31 persen. Ini bisa pilihannya kita ajukan capres atau bisa menjadi posisi tawar bagi partai nasionalis, misalnya Gerindra,” ujar anggota Majelis Syuro PKS, Refrizal, di Jakarta, Sabtu (12/4/2014).

Refrizal mengatakan, partainya memilih partai nasionalis yang berkomitmen, tidak seperti koalisi yang ada saat ini. Dia pun menuturkan, PKS juga mempertimbangkan koalisi dengan partai yang tak digerakkan oleh kepentingan asing. Oleh karena itu, Gerindra dinilai sebagai partai yang memenuhi dua persyaratan itu.

Hal senada juga diutarakan Menteri Komunikasi dan Informatika yang juga anggota Majelis Syuro PKS, Tifatul Sembiring, seusai rapat di Istana Negara, Jumat (11/4/2014). Tifatul menilai bergabungnya PKS, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Bulan Bintang (PBB) adalah sebuah kekuatan baru.

“Kalau koalisi dengan nasionalis, kita bisa kuat. Kalau tidak, kita tidak akan dapat apa-apa,” ujarnya.

Massa kelima partai itu, diakui Tifatul, juga cukup cair sehingga bukan tidak mungkin partai Islam kembali bersatu. Dia mencontohkan pembentukan koalisi poros tengah pada tahun 1999 yang bisa melahirkan seorang presiden, yaitu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Saat ini, Tifatul mengakui bahwa PKS juga terbuka untuk berkomunikasi dengan partai-partai lain untuk menggagas koalisi ini. (kps/ip)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com