PM Abe berbicara mengenai rencananya mengikuti kembali pemilihan ketua Partai Liberal Demokratik di wilayah Gunung Sakurajima, 26 Agustus 2018. (Foto: AFP/JIJI PRESS)

Tokyo: Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan segala bentuk pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un harus menyinggung mengenai penculikan di masa lalu — sebuah isu yang membuat hubungan kedua negara renggang selama bertahun-tahun.

Korut menculik sejumlah warga Jepang di era 1970-1980 untuk membantu Pyongyang melatih mata-mata berbahasa asing. Tokyo menilai isu penculikan ini tidak benar-benar pernah ditanggapi serius.

"Pada akhirnya, saya harus bertemu Kim Jong-un," ujar PM Abe dalam wawancara di surat kabar Sankei Shinbun edisi Minggu 2 September 2018. Disebutkan bahwa PM Abe ingin "mengakhiri rasa saling tidak percaya antar kedua negara."

Ia juga menambahkan bahwa, "saat nanti pertemuan itu berlangsung, hasilnya harus berkontribusi terhadap resolusi isu penculikan."

Tokyo dan Pyongyang telah lama bersitegang akibat beragam isu, mulai dari kekejaman Jepang di masa Perang hingga ke beberapa aksi provokatif Korut, termasuk peluncuran misil tahun lalu yang melintasi langit Negeri Sakura.

Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan di Semenanjung Korea menurun setelah Kim bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

PM Abe sempat khawatir negaranya tidak dilibatkan lebih jauh dari rentetan aksi diplomatik dengan Korut.

Saat KTT Korut dan AS berlangsung di Singapura beberapa bulan lalu, Kim dilaporkan bersedia bertemu dengan PM Abe. Trump juga berjanji akan berusaha memulangkan warga Jepang yang diculik Korut.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com