INDOPOLITIKA.COM – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong membawa kabar mengejutkan. Ia mengumumkan akan mengundurkan diri dari jabatanya mulai bulan Mei.  

Untuk menggantikan posisinya sebagai PM Singapura selanjutnya, Lawrence Wong yang saat ini menjadi wakil Lee Hsien Loong akan naik tahta.  

Jika ini terealisasi, Wong akan menjadi orang kedua yang bukan anggota keluarga Lee yang memimpin negara kaya tersebut. 

“Saya akan melepaskan peran saya sebagai Perdana Menteri pada 15 Mei 2024 dan Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong akan dilantik sebagai Perdana Menteri berikutnya pada hari yang sama,” kata Lee melalui media sosial, dikutip dari voaindonesia, Rabu (17/4/2024). 

“Saya meminta seluruh warga Singapura untuk memberikan dukungan penuh kepada Lawrence dan timnya, dan bekerja sama dengan mereka untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Singapura,” katanya.  

Wong, yang juga menjabat Menteri Keuangan, tampaknya sudah dipersiapkan sebagai pengganti Lee pada tahun 2022 dari generasi baru anggota parlemen Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa tanpa interupsi sejak kemerdekaan pada tahun 1965. 

“Saya menerima tanggung jawab ini dengan kerendahan hati dan rasa tanggung jawab yang mendalam. Saya berjanji memberikan segalanya dalam upaya ini,” kata Wong melalui media sosial. 

Ekonom berusia 51 tahun dan lulusan AS ini secara luas dipandang sebagai orang yang paham media sosial dan secara efektif menangani krisis COVID-19 ketika ia mengawasi gugus tugas pandemi pemerintah. 

Negara kota ini adalah salah satu negara pertama di Asia yang dengan cepat kembali bangkit ketika pandemi mereda pada tahun 2022, dengan bisnis dan pariwisata yang meningkat. 

Mustafa Izzuddin, seorang analis politik di perusahaan konsultan Solaris Strategies Singapura, mengatakan Wong sudah terkenal di Asia Tenggara dan dua kekuatan besar yang paling penting bagi negara kota tersebut, China dan Amerika Serikat. 

“Saya pikir dia membawa gaya kepemimpinan yang lebih selaras dengan generasi yang berbeda. Saya pikir prinsip inti Singapura akan tetap ada karena ini adalah sistem yang telah berjalan selama bertahun-tahun,” katanya.  

“Tetapi menurut saya gayanya mungkin sedikit berbeda karena dia berasal dari generasi yang berbeda,” katanya. [Red]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com