Sosok Prabowo Subianto, dipersepsi publik sebagai seorang politisi petarung yang tahan banting. Berulang kali kalah di pentas kontestasi pilpres, berulang kali pula bangkit.
Penulis: Hasanudin, Ketua Umum Jaros & Tenaga Ahli DPRD Provinsi Banten
INDOPOLITIKA – Semangat perjuangan politik yang tak kenal lelah itu terjadi karena dimotori semangat dan spirit besar kecintaanya terhadap bangsa dan negara.
Hal ini sebangun dengan jiwa kebangsaan Soekarno yang berulang kali ditangkap dan dipenjarakan oleh penajajah Indonesia namun tak surut untuk kembali bangkit melawan.
Sering pula Prabowo mengkalim bahwa pikran dan gagasannya terkait dengan pemikiran dan semangat politiknya berakar pada prinsip-prinsip yang pernah digagas oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Meskipun sebagai manusia, tentu memiliki perbedaan dalam beberapa aspek kebijakan dan pendekatan. Ada beberapa kesamaan dalam pandangan politik mereka yang membuat Prabowo dapat dianggap sebagai cermin atau refleksi dari politik kebangsaan Soekarno.
Nasionalisme dan Keutuhan Negara
Sudah tak terbantahkan bahwa Soekarno dengan sepenuh jiwa raganya, dikenal sebagai tokoh yang telah berjuang total untuk perwujudan nasionalisme dan persatuan bangsa Indonesia.
Sepanjang hidupnya, Soekarno, mendedikasikan dirinya untuk membangun identitas nasional yang kuat, mengesampingkan perbedaan etnis dan agama, serta memastikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan.
Di lain pihak, Prabowo, sebagai tokoh politik yang menonjol, juga tak kalah gigih berusaha menunjukkan komitmennya terhadap nasionalisme. Ia kerap menyuarakan pentingnya menjaga keutuhan negara dan identitas bangsa Indonesia.
Prabowo menekankan pentingnya kebanggaan terhadap tanah air dan kemandirian nasional. Sebagai seorang politisi besar, sebelum dan setelah terpilih sebagai presiden Indonesia, Prabowo selalu berusaha memperjuangkan konsep pembangunan yang berorientasi pada kepentingan bangsa Indonesia.
Hal ini sejalan dengan pandangan Soekarno yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan kemajuan bangsa dan negara.
Pembangunan Ekonomi dan Kedaulatan Ekonomi
Terkait pembangunan perekonomian bangsa, Soekarno memiliki pandangan bahwa perekonomian Indonesia harus berbasis pada kemandirian dan kedaulatan ekonomi Indonesia.
Maka dalam kerangka itu, Soekarno menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur penunjang, pendirian industri dan peningkatan sektor pertanian untuk menciptakan kemakmuran bangsa.
Selain itu, Soekarno juga mengkritik dominasi asing dalam perekonomia Indonesia. Seiring dengan itu, Prabowo, dalam beberapa kesempatan juga menyuarakan pandangan yang serupa dengan kebijakan perekonomian Soekarno.
Ia menekankan pentingnya pembangunan ekonomi yang mengutamakn kepentingan nasional dan kedaulatan ekonomi. Tak jarang juga Prabowo berbicara mengenai pentingnya mengurangi ketergantungan terhadap kekuatan asing dan mengembangkan sektor-sektor strategis dalam negeri untuk menciptakan lapangan kerja dan pemerataan ekonomi.
Anti-Kolonialisme dan Kedaulatan Politik
Sebagai seorang pejuang kemerdekaan sejati yang gigih, Soekarno dikenal sebagai sosok yang menentang segala bentuk kolonialisme dan imperialisme, baik itu dalam bentuk kolonialisme langsung maupun dalam bentuk hegemoni ekonomi, politik dari negara asing.
Ia bahkan mengusung ide untuk memperjuangkan kemerdekaan negara-negara Asia dan Afrika, serta menegakkan kedaulatan politik Indonesia di kancah internasional.
Sosok Prabowo, meskipun tidak sepenuhnya setuju dengan setiap kebijakan luar negeri Soekarno, memiliki sikap yang tegas terhadap penjajahan dalam segala bentuknya. Ia sering kali mengungkapkan pentingnya menjaga kedaulatan politik Indonesia di mata dunia, serta memperjuangkan kemerdekaan negara-negara yang masih terjajah atau terpengaruh oleh kekuatan besar internasional.
Pendekatan Militer dan Kepemimpinan
Sosok Soekarno adalah seorang politsi sipil terbesar dalam sejarah Indonesia. Meskipun ia lebih dikenal sebagai orator dan pemimpin politik sipil namun ia juga memiliki hubungan yang kuat dengan kalangan militer seperti Nasution dan Ahmad Yani, terutama dalam konteks mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ia memandang militer sebagai komponen penting dalam mempertahankan negara dan menjaga stabilitas. Figur Prabowo, yang memiliki latar belakang militer sebagai mantan jenderal, tentunya memiliki kedekatan dengan institusi militer dan sering mengedepankan peran militer dalam menjaga stabilitas negara.
Pendekatan ini mungkin mengingatkan pada hubungan Soekarno dengan TNI, meskipun Prabowo lebih sering menekankan peran militer dalam politik dan pembangunan, Dalam batas tertentu juga pernah dilakukan oleh Soekarno pada masanya.
Karakter Kepemimpinan
Bangsa Indonesia berbangga dengan kebesaran pengaruh Soekarno yang dikenal dengan gaya kepemimpinan yang karismatik dan tegas baik di kancah nasional maupun Internasional.
Ia memiliki kemampuan untuk menginspirasi rakyat dan memimpin bangsa dan negara dalam situasi yang penuh tekanan dan ancaman kolonial. Meski kepemimpinan Soekarno cenderung autoritatif, namun ia selalu berusaha untuk mengutamakan kemajuan bangsa dan negara.
Dalam skala tertentu, Prabowo juga memiliki karakter kepemimpinan yang tegas dan karismatik. Ia dikenal sebagai pemimpin yang tidak takut berbicara keras dan menghadapi tantangan, serta berusaha menggerakkan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.
Meskipun sering dikritik karena pendekatan yang cenderung otoriter, Prabowo tetap mendapat dukungan dari sebagian kalangan yang melihatnya sebagai sosok pemimpin yang kuat dan berkomitmen pada masa depan bangsa.
Apalagi, dengan kondisi mutakhir, gaya politik Prabowo nampak lebih moderat dan humanis sehingga mengundang banyak simpati dari banyak kalangan termasuk para musuh politik sebelumnya. Pada akhirnya, sosok Prabowo Subianto, meskipun dipandang memiliki gaya politik yang berbeda, bisa dilihat sebagai cermin dari beberapa aspek politik kebangsaan yang digagas oleh Soekarno.
Nasionalisme yang kuat, komitmen terhadap kedaulatan ekonomi dan politik. Dalam batas tertentu Prabowo memilih pendekatan perjuangan lewat kekuatan militer dan kepemimpinan yang tegas namun keduanya memiliki titik persamaan pada kepentingan dan tujuan berbangsa dan negara.
Tak dipungkiri pula, tentu sebagai manusia, kedua tokoh besar ini memiliki perbedaan dalam cara pendekatan yang disesuaikan dengan konteks zaman sehingga menciptakan dinamika politik yang berbeda antara keduanya meskipun pada dasarnya mengusung tujuan yang serupa yakni kemajuan dan kemakmuran bagi bangsa dan negara Indonesia. (***)
Tinggalkan Balasan