INDOPOLITIKAPresiden Prabowo Subianto menunjukkan kemarahannya terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam skandal korupsi ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan produk turunannya, yang menyebabkan kerugian negara mencapai Rp13,2 triliun.

Dalam pernyataannya di Kejaksaan Agung, Presiden Prabowo Subianto mengkritik keras tindakan para pelaku yang memanfaatkan kekayaan bangsa demi keuntungan pribadi, sementara rakyat justru menderita.

“Ini kekayaan milik bangsa Indonesia. Tapi malah diekspor dan dikuras ke luar negeri, sementara rakyat kita kesulitan mendapatkan minyak goreng selama berminggu-minggu,” ujar Presiden Prabowo Subianto dengan nada tegas.

Ia juga menilai tindakan tersebut bukan hanya mencerminkan keserakahan, tetapi juga tergolong kejam dan tidak manusiawi.

“Menurut saya, ini sangat kejam. Saya bahkan mempertanyakan apakah ini murni keserakahan, atau sudah masuk kategori subversi ekonomi,” tambahnya.

Dalam acara tersebut, Jaksa Agung ST Burhanuddin secara simbolis menyerahkan uang pengganti senilai Rp13,2 triliun kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Penyerahan ini disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo sebagai bentuk komitmen penegakan hukum dan pemulihan kerugian negara.

Tiga perusahaan besar yang terlibat dalam kasus ini adalah Wilmar, Musim Mas, dan Permata Group.

Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas kinerja Kejaksaan Agung dalam menyelesaikan kasus ini. Namun, ia mengingatkan bahwa masih banyak tantangan besar yang menanti di sektor lain.

“Saya tegaskan, masih banyak pekerjaan rumah. Tambang ilegal masih beroperasi, dan kerugian negara bisa mencapai puluhan bahkan ratusan triliun rupiah. Ini harus kita bereskan bersama,” tegasnya.

Dengan ketegasan ini, Presiden Prabowo mengirim pesan kuat bahwa tidak ada toleransi terhadap praktik-praktik ilegal yang merugikan negara dan rakyat. (Nul)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com