INDOPOLITIKAPresiden Prabowo Subianto menghadiri pertemuan bersama pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Aganata Nusantara (BPI Danantara) dan jajaran Direksi BUMN di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, dalam acara Town Hall Meeting Danantara.

Pertemuan ini dilangsungkan secara tertutup karena Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sejumlah kritik dan masukan penting kepada para pimpinan BUMN. Ia menilai penyampaian teguran secara terbuka kurang pantas dilakukan di hadapan media.

“Pertemuan ini dilakukan tertutup karena saya memberi banyak teguran kepada para direksi,” ujar Presiden Prabowo Subianto kepada wartawan di JCC Senayan, Jakarta Pusat, dikutip Selasa (29/4/2025).

1. Kritik untuk Direksi yang Tidak Profesional

Presiden menegaskan perlunya evaluasi terhadap kinerja para direksi BUMN. Ia meminta manajemen untuk mengganti pimpinan yang tidak menunjukkan kinerja baik, malas, atau menyalahgunakan wewenang.

“Saya minta agar manajemen mengevaluasi semua direksi, termasuk kinerjanya, integritas, dan prestasinya,” ucap Prabowo.

“Jika tidak menunjukkan prestasi, malas, atau menyalahgunakan kekuasaan serta fasilitas, saya minta segera diganti,” lanjutnya.

2. Pengelolaan BPI Danantara Harus Profesional

Presiden menekankan pentingnya pengelolaan BPI Danantara secara transparan dan efisien. Ia meminta seluruh pimpinan Danantara dan BUMN meninggalkan kebiasaan lama yang tidak produktif.

“Atas nama bangsa dan rakyat, saya minta seluruh direksi memberikan yang terbaik dan menghentikan praktik-praktik lama yang tidak efisien dan menyimpang,” tegas Prabowo.

Ia juga menyebut kekayaan Danantara diperkirakan akan mencapai USD 1 triliun atau sekitar Rp16.850 triliun.

“Setelah kita hitung aset-aset, ternyata kita kaya. Kemungkinan besar kekayaan Danantara akan menembus angka USD 1 triliun,” ungkapnya.

3. Danantara Akan Kelola Aset Negara

CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa sejumlah aset negara di bawah Kementerian Sekretariat Negara, termasuk Gelora Bung Karno (GBK), akan dialihkan pengelolaannya ke Danantara. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan memberikan nilai tambah bagi negara.

“Aset seperti GBK yang saat ini dikelola oleh Kemensetneg akan dialihkan ke Danantara,” kata Rosan.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan merancang strategi pengelolaan agar GBK dapat memberikan hasil optimal bagi negara.

“Akan dilakukan perencanaan yang matang agar aset ini menjadi produktif dan menghasilkan return sesuai target pemerintah,” lanjutnya.

4. Danantara Kelola Aset dari 844 Perusahaan BUMN

Rosan juga melaporkan bahwa hingga 21 Maret 2025, sebanyak 844 perusahaan BUMN, termasuk induk, anak, dan cucu perusahaan, telah tergabung dalam Danantara.

Total nilai aset dari perusahaan-perusahaan ini mencapai USD 900 miliar atau sekitar Rp14.000 triliun. Nilai ini masih bisa meningkat seiring dengan rencana pengalihan aset negara seperti GBK ke Danantara.

“GBK yang nilainya delapan tahun lalu diperkirakan mencapai USD 25 miliar, juga akan masuk ke Danantara,” ujar Rosan. (Rzm)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com