INDOPOLITIKA.COM – Korban jiwa gempa dahsyat yang melanda Turkey pada Senin (6/2/2023) terus bertambah. Hingga Selasa (7/2/2023) ini, korban mencapai 2.379 orang.

Menurut Wakil Presiden Turki Fuat Oktay, selain itu, sebanyak 14.482 orang terluka di 10 provinsi. Sementara 7.840 orang telah diselamatkan dari reruntuhan.

“Sekitar 338.000 orang yang selamat berlindung di asrama-asrama, universitas-universitas dan fasilitas-fasilitas lainnya, tambahnya.

Ketakutan dan kebingungan di jalan-jalan di Gaziantep

Ketakutan dan kengerian masih dirasakan warga di Turkey. Salah satunya Ahmed al-Khatib dari Al Jazeera. Ia bersama keluarganya berlindung di Gaziantep.

Berikut informasi dari Ahmed:

“Sejak gempa sampai sekarang, Anda melihat ribuan mobil keluar masuk jalanan. Orang-orang tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Kami pergi membeli roti untuk anak-anak, dan kami menghabiskan waktu lebih dari satu jam hanya untuk mengantre untuk mendapatkan lima potong roti. Orang-orang panik. Apa yang ingin mereka lakukan, ke mana mereka ingin pergi, mereka tidak tahu.

Di jalan yang saya lalui, ada puluhan mobil yang mengantre di depan pom bensin. Mereka ingin mengisi bahan bakar mobil mereka, tetapi mereka tidak tahu ke mana harus pergi.

Apa yang harus mereka lakukan, tidak ada yang tahu.

Kami sekarang berada di salah satu masjid. Saya, ibu saya, ayah saya dan anak-anak saya. Dan gempa susulan membuat kami gila. Kami merasakannya, kami mencoba berlari, dan berakhir. Kami merasakannya, kami mencoba berlari dan berakhir.

Ketika gempa kedua terjadi, itu membuat kami semua gila. Kami mulai berlari seperti orang gila.

Ada ratusan orang di dalam masjid – mereka hanya ingin selamat.

Banyak orang berdiri di luar di jalanan, mereka tidak merasa aman, bahkan di dalam masjid. Mereka berdiri di luar di tengah salju. Suhu di bawah nol derajat saat ini. Terlalu dingin. Saya berbicara dengan Anda, dan saya gemetar.

Sejauh ini, kami belum melihat banyak bantuan di daerah kami, karena tidak banyak bangunan yang hancur dan rusak. Tapi kami telah melihat banyak pekerja utilitas – terutama dari perusahaan listrik dan gas – berlarian memadamkan api yang kami lihat setelah gempa kedua.

Di tempat kami, orang-orang membutuhkan lebih banyak makanan dan lebih banyak selimut”. [Red]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com