INDOPOLITIKA – Ratusan siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, menggelar aksi mogok sekolah pada Senin, 13 Oktober 2025, sebagai bentuk protes terhadap tindakan kepala sekolah yang diduga melakukan kekerasan terhadap salah satu siswa.

Aksi solidaritas ini melibatkan sekitar 630 siswa SMAN 1 Cimarga dan menyebabkan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut lumpuh total.

Aksi mogok dipicu oleh dugaan penamparan terhadap siswa kelas XII berinisial ILP (17) oleh Kepala Sekolah, Dini Fitria, usai siswa tersebut ketahuan merokok di sebuah warung dekat area sekolah pada Jumat, 10 Oktober 2025.

“Saya buang rokoknya saat ketemu Bu Kepsek, tapi malah disuruh cari lagi. Karena enggak ketemu, saya dianggap bohong, lalu ditampar,” ungkap ILP dalam pernyataan tertulis yang dikutip Selasa (14/10/2025).

Ia juga mengklaim sempat ditendang di bagian punggung dan dimaki di depan sejumlah guru.

Respons Kepala Sekolah

Menanggapi tuduhan tersebut, Kepala SMAN 1 Cimarga Dini Fitria mengakui bahwa ia memang menegur ILP karena kecewa atas sikapnya yang dianggap tidak jujur. Namun, ia membantah melakukan kekerasan secara fisik secara berlebihan.

“Benar saya menegur dengan tegas, tapi saya hanya menepuk punggungnya secara spontan, bukan memukul keras,” kata Dini.

Ia juga menjelaskan bahwa saat kejadian, ia melihat ILP merokok dari jarak 20–30 meter dan langsung memanggilnya dengan nada tinggi karena siswa tersebut sempat melarikan diri.

Meski membantah adanya tindak kekerasan berat, Dini mengaku menyesal jika tindakannya menimbulkan kesalahpahaman dan menyatakan akan lebih berhati-hati dalam berkomunikasi dengan siswa di masa mendatang.

“Kami ingin mendidik, bukan menyakiti. Kalau ada kesalahan cara dalam menegur, tentu itu jadi bahan evaluasi saya pribadi,” ujarnya.

Hingga saat ini, Dinas Pendidikan Provinsi Banten belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Sementara itu, pihak sekolah tengah berupaya menenangkan para siswa agar proses pembelajaran bisa kembali normal.

Aksi mogok ini menunjukkan kekhawatiran siswa terhadap tindakan kekerasan dalam lingkungan pendidikan, sekaligus menegaskan pentingnya komunikasi yang etis dan bijak antara pendidik dan peserta didik. (Nul)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com