INDOPOLITIKA.COM – Sebanyak 7.826 siswa dinyatakan lolos administrasi pada ajang Festival Pendidikan Agama Islam (PAI) tahun 2022 yang diselenggarakan Kementerian Agama.

Yang menarik, dari ribuan peserta yang lolos terdapat 50 siswa yang beragama non muslim yakni Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Hal itu dikatakan, Kasubdit PAI pada SMA/SMLB, Abdullah Faqih.

“Kami identifikasi, festival PAI 2022 tidak hanya diikuti siswa muslim, tapi ada juga dari siswa beragama lainnya, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Mereka saat ini bersama ribuan peserta yang lain, tengah mengikuti coaching dan mentoring penguatan moderasi beragama,” ujar Faqih dari siara pers dikutip, Senin (19/9/2022).

Lebih lanjut, Faqih menjelaskan jika sedari awal memang memberi kesempatan kepada semua siswa SMA/SMK dari berbagai latar belakang agama untuk ikut serta dalam festival PAI.

“Kami tentu sangat mangapresiasi kesediaan dan langkah siswa yang beragama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu untuk mengikuti pendaftaran Festival PAI Tahun 2022 ini. Secara konseptual, Festival PAI ini memang tidak hanya dapat diikuti siswa beragama Islam saja,” jelasnya.

Dia berharap ajang ini sekaligus bisa menjadi media komunikasi dan saling memahami perbedaan antar siswa. Dan juga, memastikan jika perbedaan beragama bukanlah penghalang untuk berkolaborasi.

“Keikutsertaan mereka diharapkan dapat persahabatan, walaupun terdapat perbedaan keyakinan di antara mereka. Jadi perbedaan bukan menjadi penghalang untuk saling bersahabat dan berkolaborasi,” tutur Faqih.

Di Festival PAI ini, Faqih melanjutkan, para pelajar diberikan ruang untuk berinteraksi secara positif melalui kompetisi dengan tema moderasi beragama.

“Kami buka kesempatan seluasnya untuk siswa dengan latar belakang agama yang berbeda agar ajang ini menjadi panggung dan momentum bersama untuk lebih saling menghargai perbedaan dan bertoleransi,” papar Faqih.

Diketahui, Festival PAI SMA dan SMK Tahun 2022 menggelar tiga jenis kompetisi yang dapat diikuti secara perorangan maupun grup, yaitu Debat Isu Islam Kontemporer (Islamic Trending Issue Debate Competition), Cipta Konten Islami di Media Sosial (Islamic Content Creator Challange on Social Media), dan Proyek Inovasi Moderasi Beragama (Moderasi Beragama Innovation Project).

“Teman-teman yang beragama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, bisa ambil bagian pada tema yang mereka anggap relevan,” tandasnya. [Red]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com