INDOPOLITIKA.COM – Sembilan orang tewas usai Garda Revolusioner Iran meluncurkan rudal dan drone yang menargetkan setidaknya sepuluh markas Kurdi di Irak pada Rabu (28/9).
Menteri kesehatan di wilayah otonomi Kurdi di Irak, Saman Barazanchi, menjabarkan bahwa sembilan orang itu tewas dalam sejumlah serangan di dekat Erbil dan Sulaimaniya.
“Beberapa orang yang terluka dalam kondisi krisis, dan angka kematian akan meningkat,” ujar Barazanchi dalam pernyataan resmi yang dikutip Reuters.
Tariq Haidari selaku Wali Kota Koye, daerah otonom Kurdi di Irak, melaporkan bahwa dua orang di daerah kekuasaannya tewas, salah satunya perempuan hamil.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak menyatakan pihaknya akan memanggil duta besar Iran untuk menjelaskan serangan di teritori mereka. Baghdad menganggap tindakan itu sebagai ancaman kedaulatan.
Serangan itu terjadi usai pihak berwenang Iran menuduh milisi Kurdi di Iran terlibat dalam kerusuhan yang mengguncang negara itu beberapa waktu lalu.
Pasukan Garda Revolusioner Iran menyatakan, setelah serangan itu mereka akan tetap menargetkan Kurdi. Iran menganggap milisi Kurdi sebagai teroris.
“Operasi ini akan berlanjut dengan tekad penuh sampai ancaman itu berhasil diberantas, dan markas teroris dibongkar, dan pihak berwenang Kurdi mempertanggungjawabkan tindakan mereka,” demikian pernyataan resmi pasukan Iran.
Iran tengah bergejolak usai kematian perempuan muda suku Kurdi, Mahsa Amini. Ia diduga tewas karena mengalami penyiksaan oleh polisi.
Polisi moral Iran menangkap Amini karena dianggap tak mengenakan pakaian yang sesuai aturan mereka.
Setelah berita kematian itu, ribuan warga turun ke jalan menuntut keadilan dan transparansi untuk Amini. Mereka juga menyoroti kebebasan ekspresi yang terkikis di Iran.
Tinggalkan Balasan