Indopolitika.com – Tim sukses pasangan Jokowi-JK yang tergabung dalam Rumah Diskusi Jokowi-JK menantang tim Prabowo-Hatta berdiskusi soal visi-misi beserta program masing-masing kandidat.
Selain untuk menunjukkan pasangan mana yang paling baik, tantangan itu juga sebagai contoh cara kampanye yang sehat dan berkualitas. “Kami berharap dapat respon dari mereka. Silakan kritik visi-misi jagoan kami. Tapi kami juga pasti bedah dan tunjukkan kelemahan visi-misi Prabowo-Hatta dibanding Jokowi-JK,” kata Alexander Yahya Datuk saat diskusi di acara peluncuran Rumah Diskusi Jokowi-JK di JL.Cisanggiri III No.22 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (5/6).
Selaku pembicara pada diskusi tersebut, Alex mengklaim visi-misi dan program Jokowi-JK jauh lebih komprehensif ketimbang visi-misi pasangan Prabowo-Hatta. Visi-misi Jokowi-JK ia anggap juga telah dilengkapi aksi nyata sebagai tindak lanjut yang lebih rill dan konkrit. “Secara umum visi-misi dan program aksi Jokowi-JK terasa lebih komprehensif. Menyentuh berbagai aspek pembangunan, bukan saja mainstream isu seperti infstrstruktur, energi, keuangan dan lainnya, tapi juga perempuan, lingkungan, desentralisasi dan otonomi daerah,” urainya.
Sedangkan visi-misi Prabowo-Hatta, imbuhnya, terkesan sangat umum dan cenderung tidak jelas. “Programnya kok cuma dijelaskan satu-dua alinea, gak komprehensif, sehingga susah dipahami bagaimana cara mewujudkannya,” tegas Alex memaparkan salah satu kelemahan visi-misi Prabowo-Hatta.
Sementara itu, praktisi ekonomi Johass Raffli dalam uraiannya menyatakan, kelebihan visi-misi Jokowi-JK karena langsung dilengkapi dengan rencana aksi. Ia mencontohkan beberapa undang-undang yang bakal direvisi oleh Jokowi-JK jika kelak dipercaya sebagai presiden dan wakil presiden. “Saya lihat, yang menarik ada 12 undang-undang mau direvisi. Termasuk undang-undang buruh. Dan saya tidak melihat ini pada pasangan Prabowo-Hatta,” tegasnya.
Johass yang mengaku sudah mempelajari semua visi-misi pasangan capres dan cawapres ini menilai, visi-misi Prabowo lebih menyentuh level tinggi. “Seolah-olah membangun imajinasi yang tinggi (hight level) tapi gak jelas langkah konkritnya,” ujarnya. (Ind)
Tinggalkan Balasan