INDOPOLITIKAGubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan inspeksi mendadak ke pabrik air minum Aqua di Subang. Dalam kunjungannya, ia menyoroti aktivitas industri yang berpotensi menimbulkan risiko banjir dan longsor akibat pengambilan air tanah dalam jumlah besar.

Sebelumnya, Kang Dedi Mulyadi atau KDM menyinggung berbagai masalah lingkungan yang terjadi di sekitar pabrik, seperti longsor dan banjir.

“Di sini sekitar 2,8 juta liter,” ujar seorang perwakilan perusahaan, dikutip dari kanal Youtube KDM, Kamis (23/10/2025).

“Kalau pabrik semen, kain, otomotif harus membeli bahan baku, tapi perusahaan ini mendapat bahan bakunya secara gratis,” tambahnya.

Dalam sidak tersebut, KDM menegaskan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab sesuai amanat konstitusi.

“Bumi, air, dan kekayaan alam di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Jangan sampai air yang diambil dari sini diangkut dan dijual dengan harga mahal, sementara masyarakat sekitar kekurangan air bersih,” katanya.

Namun, KDM terkejut ketika perusahaan menjelaskan bahwa sumber air Aqua berasal dari dua sumur bor dalam, bukan dari mata air pegunungan.

“Air gunung tidak diambil dari bawah tanah karena bisa menyebabkan pergeseran tanah. Jika pengambilan di pegunungan, potensi pergeseran tanah dan risiko longsor akan meningkat. Hal ini harus diperhitungkan,” ujarnya.

Dedi pun meminta agar izin operasional dan pengambilan air tanah oleh perusahaan tersebut ditinjau kembali.

Ia juga mengingatkan perusahaan untuk tidak memanipulasi data volume air yang diambil demi mencegah potensi bencana dan kerusakan lingkungan di masa depan.

Klarifikasi Danone

Danone secara resmi menjelaskan, air Aqua berasal dari sumber air pegunungan yang terlindungi, bukan dari air permukaan atau air tanah dangkal.

Sumber air tersebut berada di kedalaman 60–140 meter, dipilih melalui proses seleksi ketat yang melibatkan tim ahli geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi.

Danone menegaskan, setiap sumber air telah dikaji dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Hasil studi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) memastikan sumber air Aqua tidak bersinggungan dengan air yang digunakan masyarakat.

“Akuifer ini terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan tidak mengganggu penggunaan air masyarakat,” ucap Danone dalam keterangannya, Rabu (22/10). (Red)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com