INDOPOLITIKA.COM – Bagi umat Islam, hari Jumat adalah salah satu dari tiga hari raya dalam Islam. Inilah hari mulia yang patut dirayakan selain hari Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam ajaran Islam, setiap momen hari istimewa selalu dirayakan dengan shalat dan ibadah lainnya. Ada shalat Id, ada shalat gerhana, menyembelih qurban, sedekah dan ibadah lain seperti zikir dan doa-doa.

Melakukan sedekah di hari Jumat dianggap lebih utama dibanding hari lainnya, Ibnu Qayyim mengatakan, “Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya ibarat sedekah pada bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.”

Seperti sedekah makan siang, menyediakan sedekah makan siang ‘gratis’ bagi jamaah shalat Jum’at yang di dalamnya ada fuqoro’ dan masakin adalah amal kebaikan yang sangat dicintai Allah.

Saat ini, banyak kita jumpai masjid-masjid yang menyediakan jamuan makan siang selepas Sholat Jum’at.

Sedekah makan siang di hari Jumat juga pernah ada di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Disebutkan dalam Shahihain, dari Abu Hazim, dari Sahal berkata, “Kami sangat gembira bila tiba hari Jumat.”. Saya (Abu Hazim) bertanya kepada Sahal, “Mengapa demikian?” Jawabnya, “Ada seorang nenek tua yang pergi ke Budha’ah -sebuah kebun di Madinah- untuk mengambil ubi dan memasaknya di sebuah periuk dan juga membuat adonan dari biji gandum. Apabila kami selesai shalat Jumat, kami pergi dan mengucapkan salam padanya lalu dia akan menyuguhkan (makanan tersebut) untuk kami. Itulah sebabnya kami sangat gembira. Tidaklah kami tidur siang dan makan siang kecuali setelah Jumat.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sedekah makan siang bisa menjadi sarana untuk membangun keakraban kaum muslimin dan meningkatkan ukhuwah. Bisa dijadikan sarana menyampaikan dakwah dan nasihat; jasmani dan rohani sama-sama dapat nutrisi.[rif]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com