JAKARTA- Sektor kelapa sawit di Indonesia mengalami pertumbuhan sangat pesat. Luas areal perkebunan sawit juga terus meningkat. Volume ekspor minyak sawit dan minyak sawit lainnya mencapai 27.54 ton dengan nilai ekspor mencapai 18.513 juta dolar Amerika.
“Meskipun ada tantangan internal dan eksternal, seperti legalitas lahan, saran-prasarana, harga tandan buah segar (TBS), serta hambatan di beberapa negara tujuan ekspor. Kita harus optimis dan bekerja penuh untuk kemajuan sawit di Indonesia,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam silaturahmi dan diskusi “Pengembangan Perkebunan Kepala Sawit Rakyat” di Gedung Manggala, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2019.
Ia menambahkan, sektor sawit mampu menciptakan 4,2 juta lapangan kerja langsung dan lebih dari 12 juta lapangan kerja tidak langsung. Selain itu 20 juta rumah tangga petani bergantung pada sektor sawit khususnya di perkebunan rakyat.
“Kibarkan bendera sawit untuk kesejahteraan dan kemajuan sawit,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Moeldoko yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Kepala Sawit Indonesia (APKASINDO) melantik jajaran pengurus baru periode 2019-2024. Kepada jajaran pengurus baru yang diketuai oleh Ketua Umum Gulat Medali Emas Manurung, Ketua Harian Gus Dalhari Harahap, dan Sekjend Rino Afrino, Moeldoko berpesan agar APKASINDO menjadi organisasi penghubung petani sawit dengan pemerintah, dan menjadi jembatan kepada pengusaha dan kelompok lainnya.
“Bekerja secara penuh dan inovatif, lakukan perubahan yang progresif. Sehingga keberadaan organisasi ini memiliki nilai positif kepada masyarakat dan petani sawit khususnya. Gunakan organisasi positif untuk sesuatu yang positif. Kalau tidak, tidak ada gunanya,” pesannya.
Hampir seluruh provinsi di Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit, tercatat 22 provinsi dengan luas areal mencapai 14 juta hektar dan produksi minyak sawit mentah mencapai 40 juta ton. APKASINDO memiliki visi besar menjadikan dan mempertahankan Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terkemuka di dunia melalui pemberdayaan sumber daya pekebun, teknologi dan industri secara berkesinambungan yang berwawasan lingkungan.
Meoldoko mencontohkan kiprahnya sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang berhasil melakukan perubahan positif dalam bidang riset, dan program-program pengembangan pertanian.
Tinggalkan Balasan