Indopolitika.com

Referensi Berita Politik Indonesia

Indopolitika.com
Jumat, 29/03/2024 | 13:02 WIB
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Soal Isu-Isu Keagamaan, Tim Jokowi-JK Dianggap Tidak Konsiten

Indopolitika.comTim Jokowi terkesan tidak konsisten soal isu- isu keagamaan. Kesan kebencian terhadap Islam satu persatu ditunjukkan oleh kubu Jokowi seperti intel masjid, hapus perda syariah, hapus kolom agama di KTP, dan terakhir gallery of rouges yang diunggah WImar di jejaring sosial. Inkonsistensi dan tidak kompaknya tim Jokowi ditandai dengan membantah isu – isu itu setelah banyak mendapatkan perhatian publik.

Penyebaran intel dari timses Jokowi JK dilakukan karena khawatir masjid dijadikan tempat kampanye. Penghapusan perda syariat dilakukan di seluruh wilayah, terkecuali Aceh, karena daerah itu dianggap istimewa.

Pengamat Politik Konsep Indonesia (Konsepindo), Budiman Hidayat, menyatakan manuver politik seperti itu dinilai sangat blunder. “Tim Jokowi – JK seharusnya mengerti mereka wajib merangkul massa muslim dengan mendukung isu tersebut. Tapi ini malah mengabaikan isu – isu itu semua,” jelas Budiman, saat dihubungi, Jumat (20/6).

Ulah pendukung Jokowi juga menunjukkan ketidakberpihakan kepada agama. Gallery of rouges Wimar yang memaparkan gambar teroris dan Prabowo beserta pendukungnya juga mendapat kecaman keras.

Timses Jokowi – JK dinilainya semakin blunder lagi karena menggagas isu penghapusan kolom agama di KTP. Alasannya untuk kebebasan beragama, seperti yang dilontarkan Direktur Megawati Institute Siti Musdah Mulia. Gagasan ini bahkan dikecam keras Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sekjen PBNU, KH Marsudi Syuhud, menilai jika kolom agama dihapuskan maka akan merepotkan masyarakat dalam kondisi tertentu. Seperti ketika terjadi kecelakaan di mana keluarga korban belum bisa dihubungi, sementara korbannya meninggal dan harus dikebumikan. Belum lagi penanganan jenazah masing-masing agama berbeda.

Budiman menjelaskan semua ini dapat mengancam elektabilitas Jokowi dan JK. Masyarakat semakin antipati, karena inkonsistensi timses dan pendukung Jokowi yang mengakibatkan masyarakat terlanjur memahami capres nomor urut dua itu sebagai ancaman bagi kehidupan keagamaan. (Ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini